Tawaf ifadah termasuk rukun haji maka dari itu ibadah ini harus dikerjakan sebagai kesempurnaan haji kita disusul dengan sa'i. Sebelum meninggalkan Mekkah kita pamit pada Baitullah dengan melaksanakan Tawaf Wada, Tawaf perpisahan. Semoga kita masih diberi umur dan kesempatan untuk kembali lagi.
Kitapun bertolak ke Kota Suci berikutnya dimana Nabi bermukim dan dimakamkan setelah Hijrah, Madinah Al Munawarah. Sebelum Subuh kita berangkat dari Mekkah sampai ke Madinah sebelum Zuhur. Pemandangan sepanjang jalan tol mulus dan lebar itu menakjubkan, padang pasir yang luas atau gunung-gunung batu berwarna terrakota, konon disini harga air mineral lebih mahal dibandingkan bensin, bahkan pom-pom bensin tak perlu dijaga, sistem swalayan. Sering juga ditemui perternakan unta. Disepanjang padang pasir memutih dan gunung-gunung batu terdapat wadi, disana terdapat perkampungan, toko dan restaurant kecil dengan mushola mungilnya, disinilah kita biasa singgah disaat waktu-waktu sholat sekaligus buang hajat, beberapa ada yang menyediakan toilet yang nyaman dan bersih dan jangan terkejut pula bila kita tiba-tiba singgah di tempat yang WCnya sanitasinya tidak begitu baik namun air tersedia setiap kali kita membuka keran dan terasa hangat mungkin karena didaerah gurun walaupun tanpa pemanas.Restauran juga menyediakan makanan dari fastfood hingga menu Arab, tapi kami cenderung berhati-hati untuk mencicipi makanan yang asing siapa tahu tidak cocok dengan perut kita. Perlu diperhatikan bagi wanita disini untuk tidak berjalan kemana-mana sendirian, kalau tidak bergerombolan sesama wanita tentu saja dengan Mahram kita baik itu suami, kakak, atau anak laki-laki kita. Dan Jangan sesekali berpakaian terbuka dan tipis. Pakai pakaian longgar dan berwarna gelap, bagi wanita yang mengenakan gamis panjang kenakan celana dalaman panjang yang gombrong didalamnya. Tidak perlu mengenakan make up apalagi berlebihan, tampil polos apa adanya lebih baik, karena bagi orang Arab wanita yang mengenakan make up itu mengundang syahwat laki-laki. Ditanah Haram baik di Mekkah maupun Madinah kita harus menjaga diri kita baik-baik terutama mulut apalagi saat mengenakan pakaian Ihram, mengumpat,nyinyir, menggosip, narsis, ujub, kembali kepada diri kita sendiri, kadang langsung diperlihatkan pada kita disaat itu juga. Jadi kalau lihat teman kita sakit terus kita bilang makanya sih kebanyakan makan jeruk, sakit perut kan....eh tiba-tiba perut kita mulas. Atau cuma bilang, sudah tahu kok jalan pulang, tidak usah ditungguin aku bisa pulang sendiri tahu-tahu....tidak bisa pulang-pulang. Bagi ibu-ibu yang suka komentar, nynyir atau mengeluh terhadap keadaan atau sesuatu sebaiknya remnya harus pakem banget deh :D, disinilah tempat introspeksi diri, kebaikan akan dibalas kebaikan begitu juga keburukan, namun kalau sudah terjadi sesali, mohon ampunan dan pertolongan Allah. Insya Allah diberikan jalan keluarnya. Semuanya dimudahkan bagi hambaNya yang pandai menerima dan pandai bersyukur.
DDi Madinah sebaiknya kita melaksanakan sholat Arbain 40 waktu sholat wajib di Mesjid Nabawi karena pahalanya sangat besar. Memang diperlukan kedisiplinan yang tinggi namun dengan bersama-sama kita saling mengingatkan dan menjalankannya bersama-sama. Di Mesjid Nabawi tempat sholat wanita dan pria dipisah jadi akan terlihat pemandangan suami-suami mengantarkan istri ketempat sholat sebelum ketempat para laki-laki sholat, begitu pula saat pulangnya. tempat favorite jam yang berada ditengah-tengah plaza mesjid. Sepulang sholat wajib banyak terlihat Bapak-bapak, ibu-ibu yang lagi menunggu pasangannya ditempat itu. Selain itu Plaza Mesjid juga dipakai sebagai tempat pasar kaget. Sepulang orang dari Mesjid ramai terdengar para pedagang kaki lima berteriak-teriak menarik perhatian pembeli bahkan jangan heran kalau mendengar, barang bagus....Ibu...ibu...murah....murah, beli 2 dapat 1, hingga harga hebohpun tahu....he...he...maklum jemaah melayu termasuk yang terbesar, jadi mengetahui Bahasa mereka hukumnya wajib bagi para pedagang. Belum lagi toko-toko diseputar Mesjid bahkan Malpun ada, tapi ingat ibu-ibu berat koper kita dibatasi, sekali lagi dibatasi...he...he...
Sama seperti di Masjidil Haram, sebaiknya kita datang ke Mesjid minimal setengah jam lebih dahulu kalau bisa lebih, karena setengah jam itu masih deg-degan juga dapat tempat tidak ya di dalam Mesjid.Sebelum masuk mesjid tas bawaan kita diperiksa, sebaiknya acara narsis photo-photoan pake BB atau Iphone ditahan dulu, hp disimpan baik-baik di dalam tas kalau tidak ingin diambil sama Askar.Big no...no...juga belanja sebelum sholat kecuali benda kecil yang bisa masuk tas kecil yang kemana-mana kita bawa, dilarang sama askar, kecuali tas plastik atau tas serut buat naruh sendal, tas belanjaan ntar aja ya habis sholat. Askar-askar ini bertugas mengatur lalu lalang jemaah yang keluar masuk mesjid juga meratakan saf dan memberitahu Jemaah tempat mana saja yang masih kosong dan sudah terisi, mereka sangat membantu sekali, bahkan mereka dibekali beberapa kata-kata umum suatu negara, jangan heran kalau mereka melihat wajah melayu akan bilang, ibu....ibu....kiri...kiri...atau kanan....kanan....cepat....cepat...pelan...pelan...merekapun tak segan-segan
memperingatkan bagi jemaah yang ngeyel dan tidak mau diatur
Selain sembahyang lima waktu, sunah, dan tilawah Al-quran. Di Mesjid Nabawi kita bisa berkunjung ke Raudah, dimana kelak tempat yang tidak terlalu luas dekat makam Nabi Muhammad SAW dan mihrab beliau disanalah letak Raudah, taman surga. Dimana Allah menjanjikan akan mengabulkan doa-doa hambanya yang berdoa di Raudhah, disana juga kita akan ziarah kemakam Nabi Muhammad dan sahabat-sahabat beliau melihat rumah dan Mesjid Nabawi di zaman beliau masih hidup karena Mesjid sekarang merupakan perluasan mesjid asal. Ternyata Jemaah yang ingin ke Raudhah harus mengikuti aturan, bergantian di waktu-waktu tertentu karena keterbatasan tempat, waktunya setelah sembahyang subuh sampai jam 10 pagi, siang sehabis Zuhur dan Malam setelah Isya. Disana kita diperbolehkan sembayang sunat dua rakaat dan berdoa saat sujud terakhir. Setelah sholat Subuh misalnya Askar-askar berbaju hitam mengangkat plang bertuliskan Melayu, Iran, Turki, Mesir, Nigeria, dll. Bagi Jemaah Mesir mengikuti Askar yang membawa plang Mesir, sedang kita orang melayu mengikuti Askar yang memegang plang bertuliskan Melayu. Kita berbaris tertib dan antri beberapa tahap diselingi dengan tausyiah sesuai dengan bahasa negara masing-masing. Hingga sampai giliran negara kita memasuki Raudhah, tempat berkarpet hijau dimana langit-langitnya ada ukiran bunga.kita tidak bisa berlama-lama disini karena barisan negara lain menunggu giliran, namun diwaktu yang singkat itu berefek luar biasa disana kita akan melihat banyak yang meneteskan air mata hingga menangis meraung-raung, betapa kita merasa begitu dekat dengan Sang Maha Pencipta
Disana kita mengetahui dan merasa dekat dengan Nabi kita yang Mulia, Nabi Muhammad SAW dan perjuangan beliau dalam menyebarkan agama Islam. Doa-doa kita haturkan kepada Allah serta shalawat dan salam kita haturkan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW
Hingga tibalah saat kepulangan, jemaah yang telah selesai mengerjakan sholat Arbainnya bertolak ke Jeddah untuk kepulangan. Wajah-wajah orang dicintai di rumah mulai terbayang dipelupuk mata begitu pula rasa syukur telah selesai mengerjakan rukun Islam yang ke lima. Dengan lambaian tangan dan derai air mata kami kembali ke tanah air tercinta dan berdoa semoga Allah menerima amal ibadah kami dan kami diberi kesempatan lagi untuk kembali. Amin....Amiiiin...Ya Rabbal Alamin.
Allhamdulillah masih bisa baca cerita teman-teman yang pergi haji, mudah-mudahan aku juga bisa lekas menyusul ya mbak
BalasHapusPerjalanan Fisik dan Spiritual yang luar biasa Ina ...
BalasHapusTerima kasih telah berbagi disini ...
Salam saya Ina
Senangnya baca cerita Hajinya ya...mdh2an bs diberikan kesempatan kesana juga..
BalasHapus