Rabu, 19 Oktober 2011

CEREWET TAPI LUCU

"Emak-emak cerewet ya, apa-apa dikomentarin,apa-apa dilarang! kuatir berlebihan, lebay cape deh!" gitu kan kita dulu kalo mama mulai blah...blah...blah...Kadang kita ngomongnya cuma....A...dia udah ABCDE...apalagi sampe ABC....udah sampe Z kali. Kayaknya ngga cuma mama aja deh...Bu guru, tante-tante...pokoknya wanita 30 up itu nama belakangnya nambah CEREWET. Aku slalu bilang hiiii....aku ngga mau jadi emak-emak cerewet, secara aku kan pendiam, kalem, dan berkepribadian #Uhuk! kselek. Ternyata saudara-saudara...proses ini terjadi natural dan tanpa dimulai dari mimpi segala (emangnya latah)...aku yang tak banyak bicara mulai terasah kemampuan bicaranya semenjak anak-anakku tumbuh besar dan jadi anak-anak yang pinter dan aktif...semakin aktif anak-anakku semakin aktif juga lidahku bercuap-cuap dan semakin lancar jaya saja. Oh tidak! akhirnya dengan sepenuh hati aku sadar menyetujui ucapan mamaku puluhan tahun yang lalu, "Dicerewetin aja masih suka belok-belok nikung-nikung, apalagi tidak nabrak kali! Jleb! Mom, you've known me so well! and I am with you 100%. Akhirnya dengan walau berat hati aku ingin berkata jujur, nama belakangku sekarang nambah CEREWET :D

Kalian sering tidak liat Ibu-ibu di TV itu suka joget-joget, latah, aneh, cekakakak-cekikikik kayak ngga ada beban. Oalah ternyata itu salah satu cara terampuh pelampiasan stress di dunia yang semakin tidak berpihak dengan ibu-ibu kebanyakan ini (entahlah ibu-ibu sosialita yang tak pernah terbebani sembako naik, uang sekolah naik, BBM naik, susu naik), eh Ya Allah liat saja, ibu-ibu di pasar, di kantor pasti ruame penuh gelak tawa, ataupun dilingkungan sekitar rumah ,sebagai wanita yang sejak kecil dan dari tampang terlihat serius dan memang serius, semakin tua kulihat banyak orang kehilangan sense of humornya mungkin karena persaingan, tekanan hidup, beban tanggung jawab, wajah mereka jadi kaku, gampang tersinggung, cepat naik darah, apalagi dilingkungan tempat kerja. Melihat kecenderungan ini aku mulai-mulai terpengaruh dengan emak-emak "happy", mengingat aku tidak sanggup membuang uang untuk beli krim antiaging yg manjur atau berobat ke Singapur, aku memutuskan untuk bergabung ke klub Ibu-ibu bahagia ini. Aku mulai "standup" komedi dilingkungan kerjaku di saat break, dan aku takjub, joke-jokeku yang kupikir sudah basi dan garing mendapat sambutan meriah dari teman-temanku Apakah karena sense of humor mereka yang tinggi atau memang aku sudah layak masuk Srimulat? Entahlah! Ibu-ibu plis deh, semakin tua, semakin stress, semakin lucu! Asal jangan mentertawakan orang lain dan tertawa sendiri ya Jeung :)

Tu kan cerewet tapi lucu kombinasi yang aneh, tapi kayaknya aku tidak sendiri.

Sabtu, 08 Oktober 2011

15th Anniversary SSEAYP 1996



Teman grup SSEAYP BBMku mengingatkan aku kalau tanggal 5 Oktober kemarin kita berangkat ke Bangkok dan memulai perjalanan menakjubkan kami dengan "Nippon Maru". Ku buka,Facebookku, teman-teman SSEAYPku pada mengucapkan "Happy Anniversary!". Waktu berjalan begitu cepat. 15 tahun tidak terasa padahal rasanya baru kemarin. Aku ingat betapa culunnya tampangku waktu itu, seorang mahasiswa dari daerah yang ke Jakartapun baru sekali itu.
wajah lelah dan mengantuk setelah sesi latihan dicibubur
sebelum berangkat persahabatn itu masih ada hingga sekarang

Sebenarnya kita belum berlayar tapi program dimulai tanggal 5 Oktober 1996 Nippon Maru masih sandar di Pelabuhan Bangkok hingga tanggal 8, selama itu kita mengikuti berbagai Country Program di Thailand, seperti mengunjungi Government House dan beramah tamah dengan salah seorang Menteri di Kantor Perdana Menteri Thailand waktu itu Mr. Chatchai Earsakul, mengunjungi pusat kerajinan tangan Thailand di Narayana Phand dan makan malam di hotel Ambassador yang dihadiri beberapa Menteri Thailand waktu itu. Pertama kalinya juga malam itu kami mempertunjukkan kebolehan kami menyanyikan Lagu Indonesia barat komplit dengan gaya tor-tornya berkat gemblengan di Cibubur setelah menyusur dapur hotel dan dandanseadanya di toilet, penampilan kita mendapat applause luar biasa, mungkin karena lagu-lagu daerah kita unik yaa..
kontingen Indonesia photosession di Hotel Ambassador


paduan suara in action

Keesokan harinya sudah menunggu institusional visit yang tujuannya berbeda-beda tergantung grup dan busnya Grand Palace, Dusit Zoo, Vimanmek, akhirnya kita dikenalkan dengan orang tua angkat masing-masing untuk homestay dua hari dengan keluarga angkat di Thailand, sebuah pengalaman baru tinggal di negeri asing dan berkomunikasi dengan orang yang berbahasa asing pula, tapi aku sangat menikmati hari-hariku bersama keluarga angkatku di bangkok walaupun mereka beragama Budha mereka menghormati aku yang muslim bahkan mereka mengajakku makan di restauran muslim, diajak keliling Chao Phraya dengan boat dan ke Temple of Dawn. Ah dimana ya mereka sekarang, masih mencari mereka di facebook.

Tanggal 8 Oktober 1996 Nippon Maru angkat jangkar, kami saling melemparkan pita pada orang tua angkat kami, pita itu semakin lama akan terlepas saat semakin jauh Nippon Maru Melaju bersama jatuhnya air mata kami, Singapura tujuan kami berikutnya, Kab Khun Ka Thailand, terima kasih untuk hari-hari penuh kenangan di negeri gajah putih itu. Petulanganpun dimulai....

Bye Bangkok