Sabtu, 24 September 2011

GURU TERBAIK ADALAH ORANG TUA

Semua orang tua pasti ingin anaknya berhasil disekolah dan berprestasi. Karenanya tak heran dari usia dini orang tua mulai menyekolahkan anaknya ke sekolah terbaik dengan biaya yang tidak bisa dibilang murah, bahkan tidak hanya sekolah berstandar nasional saja, hingga standard internasional dengan dwi bahkan multibahasa. Pertanyaannya sekarang apakah sekolah terbaik dengan biaya tinggi akan menghasil anak yang sukses dalam pendidikan dan berprestasi? Belum tentu.

Sebagai pembanding murid saya, yang notabene sekolah di desa yang lumayan jauh dari ibukota kabupaten dan propinsi, disekolah SD biasa, setamat SD melanjutkan SMP negeri biasa yang sangat minim fasilitas bisa menjuarai Olimpiade Matematika sekabupaten dan masuk lima besar sepropinsi, mengalahkan anak-anak yang sekolah di sekolah swasta mahal dan SMP negeri di kabupaten dengan fasilitas super lengkap, apa rahasianya? Orang tuanya! Orangtuanya bukan orang kaya, pegawai biasa, tapi dia punya ibu yang luarbiasa baik itu dari cinta, kasih sayang, dan dukungan. Padahal sekolah tidak punya fasilitas memadai, si ibu mengantar anaknya setiap sore latihan matematika ke rumah guru matematika, menunggui dia belajar, kadang kalau dia bisa menjawab pertanyaan anaknya ia dengan senang hati membantu anaknya memecahkan soal-soal matematika. Saat lomba ibunya mendukungnya dari kejauhan, menyiapkan semua keperluannya, hingga anaknya tidak memikirkan apa-apa lagi selain lomba, tentunya dengan do'a dan ia berhasil!

Murid saya yang satunya dia bukan anak yang cerdas, tapi dia sopan dan pandai bergaul, dan kayaknya itu ajaran orang tuanya di rumah. Dia aktif dalam pramuka dan kegiatan ekstrakurikuler, sekarang dia sudah kemana-mana mewakili propinsiku baik itu seni, pramuka, dan kepemudaan. Dan ia bukan produk sekolah mahal.

Aku ikut prihatin dengan orang tua yang ingin sekali menyekolahkan anaknya disekolah mahal berfasilitas lengkap dengan tenaga pengajar yang hebat, tapi sayangnya tidak mampu, tidak usah berkecil hati. Sekolah murah atau mahal sama saja yang jadi pembeda "Pendidikan di Rumah!" Logikanya waktu anak paling banyak itu di rumah bukan disekolah, apapun yang dilakukan anak di sekolah kalau tidak mendapat dukungan dan stimulus dari rumah akan menghasilkan sesuatu yang biasa-biasa saja. Dan Ibu adalah ujung tombaknya. Ibu jangan berhenti belajar. Bagi ibu-ibu yang berpendidikan tinggi tapi mengundurkan diri dari hiruk pikuk dunia karir dan memutuskan untuk mengurus anak, jangan salah ditangan merekalah generasi muda harapan bangsa dibentuk, Mereka boleh tidak berkarir tapi mereka bisa mengantarkan anak-anak mereka menjadi anak yang berprestasi dan sukses dikehidupannya yang kelak. Apalagi anak yang memiliki orang tua yang luar biasa terus dapat menyekolahkan anaknya disekolah terbaik, hasilnya tentu luar biasa!

Rabu, 14 September 2011

Rizky dan Catur

Grand Master masa depan

Rizky sekarang punya kegemaran baru main catur. Sebenarnya dia sudah minta belikan catur sejak anak tetangga temannya ngajak main catur. Karena kaka rangking 5 waktu kenaikan kelas lalu, aku menghadiahinya catur. Dia minta diajarin. Sejak saat itu dia mulai keranjingan main catur. Apalagi saat bulan puasa kemarin dia getol-getolnya main catur. Siapa saja diajaknya main catur, sampe-sampe lebaran ke rumah nenek dan sepupunya bawa papan catur, orang silaturahmi dia nantangin sepupunya main catur :).

Aku senang-senang saja si kaka suka catur, tapi yang namanya lagi keranjingan catur,kadang dia ngajak main catur kapan saja. Bayangin saja mamanya atau Bapaknya capek baru pulang kerja sudah ditantang main catur...he...he...dikantor kita mikir dirumah disuruh mikir lagi nak? Dan hebatnya si kaka ngga mau berhenti main catur kalo dia belum menang. Kadang biar pertandingan cepat selesai kita suka "mengalahkan diri" tapi si kaka tahu, dia ngga mau menang tanpa perlawanan. Dan hari ini aku terheran-heran dengan tas sekolahnya beratnya kayak dimuatin batu-bata, ternyata dia bawa catur ke sekolah! Rupanya dia butuh lawan baru :)

Sabtu, 10 September 2011

Pasca Lebaran

Akhirnya bisa ngeblog lagi, maklum pasca Lebaran artinya bagiku kembali bekerja. Padahal sudah beberapa hari ini tangan gatal pengen ngeblog dan bewe-bewe. Lebaran tahun ini kita merayakannya Rabu padahal hati kayaknya udah "Selasa" aja...he..he...walaupun belum masak apa-apa. Untung si Kaka mau dibujuk sehari lagi puasa. Padahal teman-teman dekat rumah sudah banyak yang lebaran. Akhirnya buka puasa terakhir kita makan bareng di rumah mama dengan menu istimewa "Soto Banjar", Alhamdulilah kaka puasanya tunai sebulan penuh untuk pertama kalinya, ini lompatan besar baginya, karena tahun kemarin puasanya cuma setengah hari!

Sebenarnya kita mau jalan bareng sekeluarga Minggu rencananya sih anak-anak mau berenang terus makan bareng, tapi karena hujan lebat kita batalin dan kebetulan lagi mobil mengalami kerusakan, jadinya kita balik badan ngemall :) tapi kekecewaan sedikit terobati dengan makan bareng. Sebenarnya sih belum puas, namun mengingat besok kami semua kerja dan anak-anak sekolah acara jalannya dipercepat saja.

Sabtunya sebelum acara di atas aku ada pertemuan dengan anak-anak PCMI (Purna Caraka Muda) yang sedang Musda dan pemilihan ketua PCMI baru sekalian ketemuan sama anggota PCMI senior yang sedang pulkam Rafie dan Tuti, senangnya bisa ketemu sama mereka semua, anggota senior sampai yang junior. Selalu menyenangkan bertemu dengan anak-anak PCMI, kita seperti keluarga besar, sebenarnya anggotanya lebih banyak lagi tapi tersebar di banyak daerah bahkan ada yang sekolah dan tinggal di luar negeri. Biasanya kita ketemuan kalau ada seleksi petrukaran pemuda antar negara saja. Selamat Untuk Arif yang terpilih jadi ketua PCMI baru semoga organisasi kita makin ciamik saja ditanganmu ya Rif, kita-kita para senior dan junior siap mendukungmu disetiap kegiatan PCMI di daerah.

Bukber ama anak-anak PCMI


Senyum keluarga besar PCMI