Rabu, 29 Desember 2010

Tulalit

Aku heran akhir-akhir ini jaringan internet di modemku tulalit, sangat mengesalkan walaupun dapat terhubung kadang-kadang lambat loading, trus kalo aku mau blogwalking kadang postingan teman-teman ngga bisa aku buka dan kubaca, kadang bisa dibaca eh pas mau komen ngga bisa, kesel deh! Waktu buka facebook ama twitter juga begitu tapi pas buka di HP ngga apa-apa. Aku tanya sama teman-temanku di facebook, aku bilang apa punya aku aja yang begitu, apa harus ganti kartu yang baru soalnya aku sudah menggunakan kartu itu sudah dua tahun dan selama ini baik-baik saja. Kalau cuma kartu okelah diganti, tapi temanku yang menggunakan kartu yang sama denganku sudah dua kali ganti kartu dengan provider yang berbeda hasilnya juga sama tulalit! Ada apa ini? Apa ada masalah disemua jaringan internet di akhir tahun? Apa karena cuaca yang tidak menentu akhir-akhir ini? Apa teman-teman punya masalah yang sama denganku?

Keajaiban

"Keajaiban itu tidak pernah datangnya seketika kecuali untuk orang yang teraniaya
Itupun bukan memenangkan tapi hanya menyelamatkan."

Minggu, 26 Desember 2010

Sepakbola dan Aku

Aku teringat iklan sebuah televisi swasta, Film Animasi untuk anak-anak, Sinetron untuk para ibu-ibu dan bola untuk Bapak-Bapak. Aku senyum-senyum sendiri karena di rumahku, saat suami-suami dan anak-anak tidur bukan sinetron tontonanku tapi bola! Ya, wajah dan penampilan boleh menipu tapi hobby dan kesenangan siapa yang tahu?...he..he...Aku menggilai bola bukan hanya saat piala AFF ini saja kalo dirunut-runut hampir sepanjang usiaku. Bermula dari aku kecil terbangun ditengah malam saat ayahku menonton Final Piala dunia tahun 1978 saat argentina memenangkan Throphy bergengsi itu dengan bintangnya yang bertubuh ceking jangkung berambut panjang Mario kempes, sejak saat itu dimana ada Ayahku nonton bola disampingnya pasti ada aku!

Dari piala dunia ke piala dunia hingga Liga-Liga Eropa yang terkenal itu. Apalagi saat menginjak remaja, tidak hanya tampang-tampang cute penyanyi atau aktor luar yang menghiasi dinding kamarku tapi juga poster Maldini, Roberto Baggio, Raul Gonzales.
Aku ingat saat Ayahku bertugas disebuah kota kabupaten yang sepi, selama liburan panjang sebulan aku kesana dan waktu itu bertepatan dengan piala dunia, karena sepi dan aku ngga kenal anak-anak disana, hari-hari kerjaanku nonton bola, malam bergadang, siang beli koran tabloid bola lagi, ngobrol bola lagi! Sampai-sampai aku punya buku kliping dari koran tabloid beberapa piala dunia, dengan gambarnya yg unik-unik dan kukasih komentar-komentar lucu ala aku, komentator dan pengamat sepakbola amatir! Salah satu gambar yang sangat kusuka saat Roberto Baggio balik badan sambil menangis saat dia gagal menendang bola pinalti yang mental ke atas gawang.

Ya! Sepakbola adalah olahraga yang sangat menguras emosi, aku besi jejeritan, marah-marah, ngedumel, jingkrak-jingkrak, joget-joget! Untungnya aku perempuan jadi bisa dimaklumi kalo lebai kalo lelaki...kalo sudah ngga kuat nahan emosi nangis malu bawaannya rusuh atau TV ditimpuk...he...he..

Dari sepakbola aku belajar banyak tentang kehidupan, hidup juga seperti bola kadang diatas kadang dibawah, kadang menang-kadang kalah. Walaupun sebuah Tim bertabur bintang tanpa kerja sama yang bagus tidak akan meraih kemenangan, seperti juga kita saling membutuhkan satu sama lainnya, kerja sama untuk menghasilkan goal! Tidak selalu tim yang terbaik yang menjadi juara, begitulah kehidupan kita sudah melakukan yang terbaik tapi kadang gagal juga, orang yang biasa-biasa saja tapi saat itu beruntung malah berhasil! Aku yakin pemain yang punya dedikasi, pantang menyerah, bekerja keras, dan supportif akan cemerlang! Aku suka pemain-pemain tipe pekerja keras seperti Carlos Teves, Kuyt, Sami Nasri, Okto, Arif Suyono, yang gesit, lincah, tak pernah kenal lelah, dibanding striker yang hanya menunggu umpan matang dan menceploskan bola saja ke gawang. Dalam Tim, jenderal lapangan tengah adalah sang komandan sang pengatur serangan dan penyemangat apabila Tim terancam, dan Jenderal Lapangan tengah yang paling kukagumi Zinedine Zidane. Seorang palang pintu yang garang tanpa kompromi memang diperlukan dibelakang seperti Maldini atau John Terry. Bagaimanapun tetap strikerlah yang jadi idola! Walau begitu tampang ganteng tanpa skill individu dan kepribadian yang baik seorang striker tidak akan bersinar seperti Kaka atau Ronaldo.

Saat Piala Dunia lalu aku menyukai Tim Jerman, walaupun dulu suka Spanyol waktu masih diperkuat Raul dan sering kalah terus..he..he...tapi Tim Jerman ini diperkuat pemain muda berbakat dan seperti julukannya Der Panzer, mereka akan melibas lawannya. Aku juga suka Tim ini karena multiras dan multikultur seperti aku menyukai Tim Perancis dan Arsenal. Semua adalah Tim apakah dia hitam putih, asli atau naturalisasi, kristen atau muslim. Mereka bersatu padu seia sekata meraih kemenangan demi kemenangan.

Sekarang apalagi yang paling happening kalo bukan Timnas! Mereka tampil luar biasa dibabak penyisihan, hingga semi final. Apalagi saat melawan Tim Philippina aku sempat deg-degplas dengan manuver-manuver yahud Young husband bersaudara yang sangat berbahaya, tapi Gonzales dan kawan-kawan lebih ganas! Akhirnya kita menuju puncak, Final pertama dibukit Jalil. Apalah daya 26 Desember Tsunami menggulung Aceh, 26 Desember juga malaysia menggulung Timnas 3-0 tanpa balas. Indonesiapun menangis. Sudahlah hapus air matamu, kita tunggu tanggal 29 Desember nanti walaupun berat harapan itu masih ada! Siap-siap kita Non Bar lagi....Jangan rusuh, tak perlu balas "insiden laser", tunjukkan kita supporter yang baik yang berjiwa besar menerima kekalahan dan bersyukur saat menerima kemenangan. Timnas doa dan dukunganku untukmu! kepakkan kembali sayapmu garudaku. semoga kali ini kita menang!

Minggu, 19 Desember 2010

Award dari Rere


Horeee...aku dapat award lagi dari Rere. Ma kasih ya Re telah memilih blogku ini.
Sebagai orang yang masih dianggap newbie dalam perbloggan, award ini memberiku motivasi untuk rajin posting. Sekali lagi ma kasih ya Rere...

Kamis, 16 Desember 2010

Dekade

Untuk menandai tulisan keseratusku aku ingin kembali memutar ulang penggalan-penggalan kisah Senjang waktu antara 2000 hingga 2010, dekade kehidupanku sebagai seorang wanita yang dianggap dewasa, Begitu banyak peristiwa yang menandai dekade ini setelah meliwati sepuluh tahun pertama, kedua, dan sekarang ketiga.

Diawal 2000 aku diterima bekerja, disebuah sekolah yang letaknya lumayan jauh dan terpencil. Tapi aku merasa ini bukanlah suatu halangan, yah...mungkin ini sudah tanda lahir barangkali yang selalu ku katakan pada pasanganku, "I was born to travel". Jadi jarak yang lumayan jauh kutempuh untuk ke tempat kerja selalu memberi hiburan tersendiri sekaligus pelajaran. Walau tidak selalu menyenangkan. Walau begitu aku bersyukur bisa langsung bekerja setelah tamat kuliah tanpa waktu jeda. Lingkungan kerja dan pimpinan, dan rekan kerjaku juga sangat menyenangkan hingga tak terasa sudah 10 tahun aku mengabdi disana.

Tepat 11 - 11 -2001 aku resmi menjadi istri dari seorang lelaki yang sudah jadi temanku bertahun-tahun dibangku kuliah. Banyak yang tidak tahu kalau dia suamiku bahkan beberapa teman-teman kuliahku. itulah jodoh. Misteri Ilahi. Memiliki suami yang seorang public pigure memberi nuansa sendiri dalam hidupku. Alhamdulilah, kita sudah menjalaninya hingga sembilan tahun, meliwati suka dan duka bersama. Hidup memang tidak mudah, masalah selalu ada tapi sepanjang kita bersama, aku percaya kita bisa melaluinya.

2002, tepatnya 28 November 2002, kami dianugrahi putra pertama kami Rizky. Kami begitu bahagia terutama kedua orang tuaku, karena dia laki-laki pertama dalam keluargaku setelah puluhan tahun Abah satu-satunya laki-laki dalam kehidupan kami. Walau 5 tahun pertama kehidupan Rizky kami lalui dengan bolak-balik tinggal di rumah sakit karena kondisi fisiknya yang tak sekuat anak-anak yang lain. Walau begitu seiring berjalannya waktu Rizky tumbuh kuat dan aktif seperti anak-anak lainnya, begitupun prestasi sekolahnya cukup membanggakan. Di tahun ini pula usiaku genap 30 tahun! Life begin at 30's! Memang benar, aku merasa hidupku lebih komplit dengan kehadiran suami dan anak. Aku sudah menuliskannya dipostinganku terdahulu, 30's the shinning episode.

2007, ada dua peristiwa penting ditahun ini, tepat 1 januari 2007, kami menempati rumah mungil kami. Akhirnya kami bisa dan memiliki tempat tinggal sendiri. Aku ingat betul aku hamil besar waktu itu, rumahnya masih perlu renovasi sana-sini, lampunya aja masih nyantol dari rumah orang tuaku yang jaraknya cuma 50 meter dari rumahku. Perabotnya hanya satu tempat tidur, sedikit demi sedikit kami melengkapinya. Hingga seperti sekarang ini. Dinding-dindingnya penuh coretan karya kedua anakku dan dimeriahkan tangis dan tawa anak kecil.
Di tahun ini juga 10 april 2007, bidadari kecilku, Icha hadir kedunia. Kami semua senang dengan kelahiran putri kecil kami yang cantik walaupun ditandai kehebohan dengan kembalinya si kaka diopname ke rumah sakit disaat Icha berumur beberapa minggu! dari sini aku belajar, jangan pisahkan dulu tidur si kaka dari ibunya dan adik kecilnya, beri dia waktu perlahan-lahan untuk menerima tempatnya harus berbagi dengan adik kecilnya. Sekarang si kaka sayang banget sama adiknya walau namanya juga anak-anak kadang ada saatnya berbeda pendapat, tapi itu seperti musik tersendiri di rumahku, pengganti Bon Jovi atau metalica yang biasa didengarkan ibunya waktu ABG...he...he...

Ada kala bahagia ada kala duka. Semua harus kita jalani, semua harus kita hadapi. 17 Januari 2008, Abahku berpulang untuk selama-lamanya. Seorang suami yang begitu setia dan mencintai, istri, anak-anak, dan cucunya. Abah yang selalu ada untukku. Laki-laki yang selalu berkorban demi keluarganya. Seorang lelaki yang lebih mementingkan tindakan dan perbuatan dibanding perkataan. Seorang lelaki yang membuat kita selalu aman. Dia lah laki-laki yang bisa "come to daddy" dimasa-masa sulitku. Abah masih sehat sehari sebelumnya, masih naik motor dan bawain aku oleh-oleh nasi goreng, masih main sama cucunya. Dia masih bisa duduk dan ngobrol sama aku di rumah sakit walaupun nafasnya sesak. Namun Tuhan berkehendak lain. Ditemani dua putri kesayangannya Abah menghembuskan nafas terakhirnya. Walau kerap kali diserang rindu hanya do'a yang bisa kupanjatkan untuknya. Abah, "you are the best father I've ever had". I love you with all my heart.

2009 - 2010 aku mengenal internet, walaupun sebelumnya juga sudah tahu namun hanya sekedar berkirim e-mail saja. Di tahun ini aku mengenal facebook, twitter dan tentu saja ngeblog. Satu persatu teman lamaku diketemukan, bahkan teman-teman masa kecilku. Internet jadi bagian hidupku, memberi warna tersendiri. Sehari saja tidak online ada yang kurang rasanya. Apalagi tidak membuka blogku ini hambar rasanya, kalaupun tidak posting setidaknya blogwalking, ditengah kesibukanku bekerja dan berumah tangga, tak percaya rasanya aku sudah menulis 100 tulisan! I'll keep on blogging, dudes!....jangan bosan namu kemari yaa...Salam. Selamat menyambut tahun yang baru.

P.S : Menandai postingan yang ke-100 aku memberikan award pada 10 teman blogger :
1. Mbak Imelda, Twilight Express
2. Vicky Laurentina, Georgetterox
3. Mbak Reny Judhanto, catatan kecilku
4. Erry, Bibi Titi Teliti
5. Dewi fatma, Dewifatma's story
6. Riesta, Full of craziness
7. Ibunyachusaeri
8. Zulfadhli's family
9.Diana,Windflower
10. Irma, Serendipity
Ini awardnya mohon dijemput
Semoga dengan award ini semakin merekatkan persahabatan kita

Sabtu, 11 Desember 2010

Aku Tak Seperti Yang Dulu

Menikah tidak hanya merubah status seseorang tetapi juga gaya hidup dan cara seseorang bersosialisasi. Begitu juga diriku. Dengan berat hati, kadang aku tidak bisa memenuhi undangan atau pulang lebih cepat dari waktu pulang. Namun begitulah semua harus ada prioritas. Bagiku yang sudah punya dua anak, pergi ke suatu tempat artinya sepaket, plus pasangan dan dua krucil! karena kami tidak punya pembantu, kecuali saat aku bekerja. Kadang juga tidak singkron juga dengan jadwal tugas suamiku yang journalist. Kalaupun aku berangkat juga anak-anak kutitipkan ke mama, dengan catatan waktunya tidak bisa lama-lama. Bayangkan saja, semenit saja saat aku di rumah tak terlihat batang hidungku oleh dua anak-anakku, mereka akan ribut memanggil-manggil aku seperti anak ayam kehilangan induknya, apalagi membayangkan mama dan papanya liburan berdua saja dengan Bapaknya ke Bali?...woaaaa....

Karena kalo pergi paket lengkap selalu kulihat sikon kemana perginya, kapan, berapa lama? Kadang mamanya lagi asyik sama kegiatannya, anaknya udah bete! Atau tempatnya tidak memungkinkan bawa anak-anak (kejauhan atau tempat yang bukan untuk anak-anak ), Yang pasti tidak bisa terlalu lama, ingat jadwal tidurnya anak-anak, ingat waktunya memberi makan mereka? Ngga lucu kan Ibunya masih pengen arisan anaknya ngamuk-ngamuk minta pulang, bakalan jadi pusat perhatian dan gosip baru ntar...he...he...

Begitu juga pergaulan jangankan dengan teman sesama wanita apalagi pria. Walaupun my hubby bukan orang yang suka melarang-larang tapi aku tahu diri. Bukannya membatasi diri tapi aku selalu mengindahkan batasan-batasan dan norma-norma yang ada dimasyarakat kita. Ini menyangkut kepercayaan dan imej apalagi aku seorang guru yang di gugu dan ditiru. Selebihnya aku leluasa bergaul dan bersosialisasi dengan orang-orang sekelilingku termasuk teman maya-mayaku sebatas tidak mengganggu hubungan dan waktuku dengan anak-anak, suami, dan pekerjaanku.

Memang aku tak seperti yang dulu seorang wanita aktif yang gaul. Yang tak pernah meliwatkan kesempatan berpetualang ke gunung laut hingga manca negara. Yang sangat menikmati waktu-waktu "having fun" nya dengan sahabat dan teman-temannya. Yang selalu memikirkan dirinya saja, yang selalu mengejar mimpi dan keinginannya. Waktu itu sudah liwat. Manusia pada saatnya harus berubah. Tentunya tidak seluruhnya. Masih ada sebagian diriku yang dulu tapi dengan beberapa modifikasi dan pembaharuan baik dalam pola pikir dan prilaku. Yang pasti selalu ada tanggung jawab dan prioritas. Sebagai wanita dewasa sudah seharusnya aku bisa memilah-milah semua itu hingga aku menjalani kehidupan ini dengan baik. Walaupun dalam perjalanannya sebagai manusia kadang tak bisa sempurna.