Kamis, 19 Mei 2016

VIRALKAN KEBAIKAN

Sejak kata Viral berseliweran di timeline facebookku dan twitterku aku jadi ikut-ikutan latah menggunakannnya. Apalagi ditengah berita-berita miris tentang kekerasan seksual dan pembunuhan biadab yang korban dan pelakunya anak-anak di bawah umur sungguh membuatku prihatin. Tidak hanya itu gambar-gambar kenakalan-kenakalan dan tingkah buruk anak-anak sekolah seolah-olah berlomba-lomba menjadi viral di social media. Maksudnya mungkin baik agar menjadi pelajaran, suapaya tidak di contoh, mendoakan Almarhumah, mengaminkan doa-doa. dll...dan sebagainya, beberapa dijadikan bisnis biar akunnya bisa dijual karena banyak yang menglike atau mengunjungi, dan kita ikutan latah sadar atau tak sadar mengshare ke timeline kita. Beberapa contoh gambar atau berita yang tidak pantas kita share apalagi menjadi viral.

1. Gambar korban pembunuhan anak-anak atau ABG di TKP
2. Perbuatan anak-anak sekolah merokok, berfoto vulgar, berkenderaan tanpa SIM,helm,bertiga.
3. Video atau meme, perbuatan melanggar aturan, kekerasan, melanggar kesantunan.

Maksudnya sih agar kita waspada, lebih mengawasi anak-anak, memberi informasi, memberi contoh bahwa itu tidak baik, tapi gambar-gambar atau video yang ditampilkan sungguh tidak patut dan membuat yang melihat dan membacanya menjadi miris. Bagaimana perasaan orang tua, orang terdekat, teman-teman bila melihat gambar-gambar anak-anak mereka yang jadi korban pembunuhan, melanggar aturan, melakukan kekerasan jadi viral? Bagaimana perasaan anak-anak itu gambarnya menjadi contoh yang tidak baik menjadi viral? mereka akan jadi sasaran bully tidak hanya teman-teman di sekitarnya tapi juga masyarakat Indonesia dari sabang hingga merauke hingga sampai luar negeri? Tak usahlah kita juga ikut-ikutan menjadi kanal penyalur berita sensasional yang ujung-ujungnya hanya duit dan popularitas semata. Pilah-pilihlah berita yang pantas dishare. Alih-alih mengshare kejahatan, korban, atau kelakuan anak-anak sekolah yang melanggar aturan dan kesantunan lebih baik kita mengshare berita tentang anak SD yang menolong nenek-nenek menyeberang, anak SMU telah tamat UN bersyukur dengan mencuci kenderaan gurunya, anak belasan tahun menyelamatkan orang hutan dari kebakaran hutan, anak ABG yang menemukan alat untuk mengetahui jajanan berformalin atau tidak, menciptakan sepatu charger, anak pedalaman yang berjuang untuk sekolah, sesuatu yang mengkampanyekan anak-anak sekolah Indonesia banyak yang beprilaku positif dan membanggakan.

Salah satu berita menggetarkan hati saya saat 3 anak SMP dengan aksi gagah berani meringkus tukang ojeg yang ingin memperkosa seorang gadis ditepi hutan, aksi anak-anak muda seperti ini hendaknya diviralkan sebagai contoh yang baik tindakan ksatria diusia yang sangat belia, perduli dan melindungi wanita. Berita kepahlawanan Aziz, Abdurrahmah,dan Ilham layak digembar-gemborkan dijadikan model dan duta anak muda yang berani melawan kejahatan  dan melindungi wanita dari kekerasan seksual.



Adik Ilham,Abdurrahman dan Azix

Berita ini sengaja aku blow up kembali membaca berita-berita akhir-akhir ini yang membuat aku prihatin, masih banyak Ilham, Abdurrahman dan Aziz lain di negeri kita ini. Mari kita viralkan kebaikan, kita sebarkan ikon-ikon anak muda yang membanggakan menjadi trend dan panutan.

Senin, 16 Mei 2016

AKU TIDAK NAKAL LAGI

Suatu malam aku menghadiri acara bersama teman-temanku, karena suami dan anak-anakku tidak memiliki undangan mereka menunggu aku di parkiran. Jam menunjukkan angka 10, aku langsung pamit ke teman-temanku untuk pulang duluan, seorang temanku bilang, "Wah, masih pagi nih, acaranya belum seru, kenapa harus pamit siiih? Ih ngga nakal banget sih kamuuuu...."canda temanku.Aku cuma tersenyum penuh arti sambil bergumam dalam hati, Iyaaaa.....aku tidak nakal lagi! (Padahal dulu juga ngga pernah nakal....hehehe....pulang kuliah telat dikit saja langsung ditunggu bokapdi depan pintu rumah dengan mata melotot!) Tapi ya gitu aku yang dulu bukanlah aku yang sekarang, dulu kalau ada acara di kampus tidak ada anak dan suami yang menunggu di rumah. Bukan berarti aku tidak boleh bersenang-senang. Suamiku bukan lelaki yang suka mengurung istrinya di rumah. Aku juga fine-fine aja hang out sama teman-temanku, tapi sebagai emak yang bertanggung jawab dan wanita pekerja yang dewasa....tsaaaaaah istilahnya pengen dinyinyirin banget, aku harus bisa membagi-bagi waktuku yang amat sangat berharga dan tahu batas waktu untuk "me time" dan "keluarga".

Kesadaran ini tidak serta merta langsung ada dalam diriku, dulu sempat juga ya ngeyel-ngeyel gitu, akhirnya apa, karena menghadiri acara sampai larut malam, besok paginya aku jumpalitan terbirit-birit menyiapkan sarapan, pakaian kerja, dan hasilnya ketinggalan angkot, telat masuk kantor, di semprot Bos, kerja tidak masimal, kurang darah, maag kambuh...lengkap penderitaan.

Suatu waktu sepulang kerja, aku shopping  hingga sore, padahal aku janji jemput anakku di daycare jam 2 siang. Annakku mendengar suara motor orang seperti mendengar suara motorku, langsung berlari ke pintu daycare, cara dia membuka pintu salahseharusnya keluar dia bukanya ke dalam, jempolnya kejepit dan harus dijahit, setiap mengingat peristiwa itu aku sangat menyesal, andai aku menjemputnya tepat waktu dan bukannya bershopping ria tentunya kejadian itu tak terjadi.

Makanya di kepalaku suka berbunyi stopwatch...."Tetot" alarm yang bunyinya ngalahin weker tanda saatnya pulang. Tapi sesekali aku ok ok saja menghadiri acara, makan-makan cantik bareng teman-teman atau shopping asyik, tapi yaitu ngga pake lama dan tidak terlalu malam, maklum lah jeung sudah berumur bergadang dikit langsung masuk angin. Jalan kesana kesini nemplok kesana kesini suka encok. Kadang suka tidak enakeun, sungkan takut ditinggal teman kalau lagi asyik-asyiknya hengot trus cabut atau menolak acara, tapi kalau urusan keluarga dan kemaslahatan rumah tangga memang kudu tegas mana yang penting dan mana yang bisa dipending dan aku percaya sahabat yang baik pasti maklum dan sepakat akan hal ini