Minggu, 19 April 2015

KUTULIS DENGAN CINTA

Bagi beberapa orang kata "mertua" semacam menimbulkan "nightmare" dalam diri mereka, langsung terbayang ibu tiri Cinderella berwujud ibu dari suami. Aku bersyukur memiliki Ibu Mertua berwujud seperti Ibu Peri. Mama itu orangnya lembut,  kalau berkata-kata pelan dan halus kadang beliau kalau menasihati dengan ungkapan-ungkapan. Suamiku bilang waktu dia kecil beliau juga bisa tegas apalagi kalau urusan agama.

Mama orangnya tulus dan penyayang, beliau juga tidak membeda-bedakan menantu yang satu dengan yang lainnya, beliau selalu menekankan kami para menantu dan anak-anaknya selalu rukun dan damai. Setiap kami mengunjunginya beliau selalu ingin menyenangkan kami, anak cucu dan menantunya, tak pernah sekalipun aku melihat beliau mengeluh apalagi marah-marah. Ma, aku masih jauh dari istri yang baik bagimu, dan aku masih jauh dari mertua yang baik bagimu. Aku berterima kasih pada mama yang takpernah lelah menerimaku, menyayangiku, membimbingku ke arah yang lebih baik. Maafkan aku mah, kalau aku ada kesalahan atau sesuatu yang tidak berkenan dihatimu , namun setiap ketika bertemu dan mengobrol dari hati ke hati begitu menyenangkan dan aku serasa mendapat siraman air kedamaian dalam hati dan pikiranku, yang pasti bersamamu aku bisa jadi diriku sendiri walau kita berada dizaman yang berbeda, kau bisa menerima pembawaanku yang "cuwawa'an" dan ngoboy inih :)

Pertama kali kita bertemu sebelum aku menikah dengan anakmu, sambutanmu yang hangat dan lembut membuatku jatuh hati. Kau salah satu alasan aku menerima anakmu menjadi suamiku. Dan aku tidak salah. Ma, kau tidak hanya ibu mertua bagiku, tapi ibu peri bagiku


Tulisan ini diposting dalam rangka #K3BKartinian, Posting serentak HariKartini.


Senin, 13 April 2015

DELAPAN TAHUN BERSAMAMU

Tak Terasa delapan tahun sudah kebersamaan kita, sejak kehadiranmu rumah semakin ceria dari pagi hingga malam suaramulah yang terdengar membuat ramai rumah kecuali saatmu tertidur. Subuh menjelang, suaramu pulalah weker alamiku. Ah, waktu berjalan sangat cepat dan bulan Aprilpun menjelang. Bulan kelahiranmu. Entah sampai kapan kamu masih menyukai balon, yang aku tahu pasti setiap bulan April kamu akan berlari dengan memegang balon-balon ditangan dengan riang gembira, hari itulah kau berulang tahun.


Selamat Ulang tahun yang ke 8 kesayangan Mama dan Abah, putri kecil mama yang cantik dan pintar, yang selalu bersemangat pergi sekolah. Hanya selamatan sederhana yang Mama dan Abah berikan untukmu dihari lahirmu, sebagai tanda syukur kami. Moga engkau menjadi anak yang sholeha, berguna bagi bangsa dan negara. Semoga Allah selalu memberkahimu usia panjang yang bermanfaat, kesehatan, rejeki yang berlimpah. Amin.


Selasa, 07 April 2015

JAMU GINGGANG

Kamu penggemar jamu? Aku? Iya banget. Jamu gendong, jamu seduh, yang rasanya enak sampai yang pahit....ayooo...hehehe...ya aku suka sambiloto.  Minuman berkhasiat dan khas Indonesia ini memang popular dari zaman ke zaman. Walaupun jaman canggih sekarang ini teteup tak sanggup menyingkirkan jamu dan khasiatnya dihatiku. Banyak manfaat dari jamu apalagi bagi wanita Indonesia yang hidup di negeri tropis. Salah satu khasiatnya menghindari dan mengobati penyakit kewanitaan, bau badan, menambah nafsu makan, bahkan membuat langsing singset, dan lain-lain. Aku ingat sekali sehabis melahirkan aku harus minum berbagai jamu setiap hari, tapi bagiku bukan siksaan karena khasiatnya memang mengagumkan, bahkan melancarkan ASI dan mengembalikan stamina ibu yang lemah baru melahirkan.

Ngomong-ngomong soal jamu sewaktu aku ke Jogja beberapa waktu yang lalu aku sempat mampir ke rumah jamu ya begitu kusebut terkenal di Jogjakarta, namanya Jamu Ginggang. Konon dari Bapak yang jual, Jualan Jamu sejak tahun 1930-an hingga sekarang.Walaupun zaman berganti, namun pembuatan jamu ini tetap menggunakan bahan-bahan berkualitas dan dibuat dengan cara tradisional.
Penampakan warung jamu dari depan

Asal usul jamu ini dari Bilowo, Abdi dalem Puro Pakualam. Pada awalnya Bilowo meracik jamu hanya untuk Kanjeng Sinuwun Paku Alam VII, atas seijin beliau pula Bilowo .menjajakan jamu racikannya tersebut. Asal kata Jamu Ginggang adalah Tan Genggan artinya bersatu padu, nama ini pemberian kerabat Puro Pakualam, karena agak susah mengucapkannya diubah jadi Jamu Ginggang, pada awalnya melihat namanya aku berpikir ini jamu hanya untuk mengobati penyakit pinggang atau encok doang, namun melihat daftar jamu yang tersedia ternyata menyediakan berbagai macam jamu, harganya berkisar antara Rp.3000-12000, buat oleh-oleh bisa beli jamu botolan yang tahan hingga tiga hari.

                                                    Jamu dan daftar harganya silakan dipilih

Warung jamu ini buka dari jam 08.30-20.30 WIB, sebelum jamu ini buka didepannya biasanya ada Mbah-mbah jualan gudeg murah meriah, Rp. 7000 dapat gudeg komplit dan mengenyangkan, setelah si Mbah jualan gudeg tutup warung jamu buka sebagai minuman penutup, mau hangat atau dingin suka pilih. Aku pilih temu lawak beras kencur, rasanya segar dan enak, setelah kemarin keliling Jogja badan lelah terasa segar kembali.
                                 Jamu temu lawak beras kencur pesananku dengan air gula jahenya
                                          Interior Warung Jamu yang berkesan tempo doeloe
                                                        Spanduk Jamu Ginggang

Bagi kalian yang ingin berdarma wisata ke Jogja dan penggemar jamu-jamuan, Tak ada salahnya, Warung Jamu Ginggang ini bisa dicatat sebagai tujuan wisata kuliner selama berkunjung ke kota pelajar ini. Tempatnya mudah ditemukan dekat Puro Pakualam, Jalan mesjid no.28 tepat diseberang Hotel Puri Pangeran.