Senin, 31 Mei 2010

You and I by Anarbor


We have a secret. When we got boring waitin' "our daddy" back home, we played our favorite song, You and I by Anarbor, this song was Scooby Doo's soundtrack and my kids and I loves this song so much.And pretended that three of us a "famous rock band", I was a vocalist. Atung, my son was a guitarist and Nisa was a basist. Screw pus, Icha's doll as a drummer. We Jumped on the bed and sang, and laugh together. It was great combination ;) the rock n' roll mommy and the kids. I loved that time, that moment. We felt so happy together.It was really-really cool moment, eventhough it was a bit weird...he...he...but I thought sometimes we needed a break and open our mask and be your self,release your soul, beib! Forever young, once together, we can make it.....we can make it better!

Minggu, 30 Mei 2010

Melangkah ke depan

Ngga ada melangkah ke belakang, menoleh boleh itu juga jangan kelamaan entar leher sakit. Kalo kita terpaku pada kata "Jika" atau "jikalau", kita hanya membuang-buang waktu kita saja. Yang sudah terjadi terjadilah, tegakkan kepalamu pasang niat, fokuskan tujuan, Bismillahirrahman nirrahim, melangkahlah ke depan jangan putus berdo'a. Berusaha.....berusaha....berusaha...setelah itu pasrahkan takdirmu pada-Nya.

Aku pikir aku orang yang keras terhadap diriku sendiri. Orang Tuaku selalu mengajarkan bekerja keras dan menjadi yang terbaik. Mungkin karena kami bukan orang kaya. Aku ingin merubah nasibku menjadi lebih baik, mewujudkan mimpi, meraih harapan dan semua itu "Tidak Mudah". Tidak ada yang namanya jalan pintas, kalaupun ada hanya fatamorgana. Tidak ada yang namanya leyeh-leyeh terus dapat uang. semuanya dilalui dengan usaha, kerja keras bahkan air mata. Itulah sukses yang sebenarnya.

Minggu, 23 Mei 2010

Cerpen : Pangeran Alam by Misfah Khairina


PANGERAN ALAM
BY
MISFAH KHAIRINA

Blue Longue, tempat ternyamanku. Sebagai anggota homeband longue unik yang semua pengunjungnya seniman. Dandananku yang vintage gothic tidak begitu kentara disini, selesai manggung aku biasanya kongkow-kongkow dengan teman-temanku sesama musikus, menulis aransemen, atau hanya sekedar bermimpi demo band kami diterima major label, atau cukup berpuas diri dengan indie label modal salah seorang sahabat pelanggan Blue Longue juga, hmm…semangat kemudaanku meluap-luap disini selantang nyayianku tentang hutan yang kembali hijau dan langit biru yang kurindukan diiringi irama folkrock yang menghentak.
Malam itu semua nyanyianku tentang alam seolah termanifestasi didalam ruang biru yang tak begitu luas itu, semuanya tersaji begitu rupa sejak pintu kaca itu terkuak. Lekuk tubuhnya, cara berjalannya, rambutnya, dia “Pangeran Alamku”. Aku terhenyak sesaat membuat syair-syair laguku berterbangan diudara, dan susah kuraih kembali menjadi untaian lagu yang utuh.
Setelah music berhenti aku seolah disadarkan dari mimpi sejenak pengembaraan singkat kealam nirwana. Gerutuan-gerutuan dan gumaman kekesalan tertuju padaku. Aku masih berada didunia ini di ruangan biru, Blue Longue. Dan si mata murung, “Pangeran Alamku”, seakan tak perduli keberadaanku ditengah-tengah panggung. Dia tak perduli pikiranku menari-nari oleh kehadirannya. Didepan latop disudut ruang biru dia seolah memiliki dunianya sendiri. Aku tidak bisa menahan hasratku mengungkap dunia misteriusnya. Tak pernah aku seperti ini, seperti Sherlock Holmes yang mencium sesuatu. Aku ingin tahu begitu ingin tahu misteri dibalik mata murungnya.
“Pengunjung baru.” Kata Lusi, waiter sahabatku,”Seorang penulis. Sudahlah, Say! Dia tidak berniat tebar pesona disini”
“Tapi seorang penulis, pasti butuh inspirasi.” Kataku percaya diri.
“Lodi…Lodi….rasa-rasanya bukan kamu deh inspirasinya.” Lusi terkekeh. Aku merengut dan mulai meraih gitarku. Memainkan seenak hatiku. Beberapa pengunjung agak terganggu dengan ulahku, “Pangeran Alam” melihatku dari sudut mata murungnya yang seperti telaga yang dalam. Hanya beberapa detik. Membuat nafasku tertahan. Ia seolah teringat sesuatu dan memastikan ia belum terlambat, handphonenya mengingatkan. Sosoknya menghilang dikeabadian malam. Menyisakan sepi. Disini. Dihati ini.
Ooo

Sungai-sungai tersumbat
Oleh jiwa-jiwa kotor para koruptor
Biarkanlah kebenaran bagai air bah yang menerjang
Menerjang
Mengikis
Hingga air bening nurani mengalir kembali
Disungai-sungai negeriku yang permai
Kuberikan penampilan terbaikku. Sambutan penonton yang meriah hadiah yang tak terperi bagi seniman amatir sepertiku. Tapi ah…andai Pangeran Alam sedikit saja mendengarkan nyanyianku, suaraku, musikku. Dirinya sama sekali tidak tergugah sedikitpun olehku. Kau berhasil membuatku mendamba perhatianmu. Tapi kau terlalu kikir untuk berbagi dengan latop sialanmu. Tak ada cara lain, selain menyingkirkan “kekasih hatinya” itu, dan ia harus melihatku ada. Seorang gadis yang tak pantas untuk diabaikan. Sepasang kakiku melangkah menuju mejanya., seketika itu juga tangannya sigap memasukkan latop sainganku kedalam ranselnya dan ia pun beranjak pergi, nyaris tubuh jangkungnya menubrukku, “Maaf”katanya pendek lantas menghilang dari ruangan biru selincah rubah. Ternyata rubahpun bisa juga ceroboh, ia meninggalkan sesuatu dilantai. Sebuah Flash disk!! Seperti menemukan mutiara ditengah samudera aku ingin berlonjak girang namun ku urungkan, siapa tahu dia berbalik dan melihatku begitu girang dengan flashdisknya? Yang terburuk aku dikira pencuri atau plagiator! Kusimpan benda mungil itu di dalam kantong rok berendaku dengan hati-hati dengan sebuah senyum lebar diwajahku, misteri itu akan terkuak.
Ooo
Kusimpan hatiku dalam kotak kacamu selamanya. Kukunci dan kuncinya kubuang ke samudera yang dalam. Kunci satunya kuserahkan padamu Nadine. Cintaku. Hatiku hanya satu. Semua untukmu. Penggalan kalimat terkhir Cerpen berjudul “Kotak Hati untuk Nadine”. Tak terasa beberapa bulir air bening mengalir kepipiku. Entah perasaan haru atau sedih. Cerpen “Kotak Hati Untuk Nadine” hanya salah satu dari berbagai cerpen yang semuanya untuk Nadine didalam Flash disk “Pangeran Alamku”, Misteri telah terkuak tapi aku tak merasa bahagia olehnya. Nadine, entah sosoknya maya atau nyata ia berada diantara aku dan Pangeran Alamku. Betapa Pangeran Alamku mencintainya. Rasa cemburu membakar hatiku. Nadine kuharap kau hanya “kekasih khayalan” saja. Dia tak pernah ada. Dia tak akan pernah membalas cintamu. Aku nyata “pangeran Alam” ,andai kau serahkan hatimu padaku, kuakan mencintaimu sepenuh hatiku…sepenuh hatiku. Pikiranku bergumul akan penyangkalan dan harapan-harapan.
Harapan sekecil apapun harus dikejar bukan? Saat Pangeran Alamku muncul diruangan biru, kuangsurkan flash disk miliknya, “Milikmukan? Kutemukan terjatuh beberapa hari yang lalu waktu kau nyaris menabrakku,
“Thanks!”katanya datar wajahnya yang seperti batu pualam tak menunjukkan ekspresi berlebihan.
“Maaf, aku membaca isi file diflash disk itu.” Kataku hati-hati.
“Oh…begitu.”
“Kuharap kau tak marah.”
“Aku ingin dengar pendapatmu sebelum kuserahkan pada Nadine.”
Dadaku seperti dihantam sesuatu. Aku berusaha mencari pegangan supaya aku tidak limbung, “Kamu….baik-baik saja?” tanyanya.
“Terlalu banyak bergadang membuat darah rendahku kumat.” Dalihku, “Biasa kerjaan musisi.”dalihku.
“Kamu sudah menemukan flash diskku,bagaimana kalau kutraktir cappuccino.”tawarnya.
“Tawaran yang susah untuk ditolak disore bermandikan gerimis.”sahutku tanpa basa-basi masih penuh harap, “Karya yang indah.” Sungutku.
“Semua karena Nadine dia inspirasi terbesarku.” Pangeran Alamku tersenyum. Senyum yang begitu menawan sekaligus menyiksa karena aku bukan pemiliknya.
“Kamu telah membaca karyaku, kalau kau tak sibuk kuajak kau bertemu dengan Nadine. Dia pasti senang sekali bertemu dengan kamu. Hampir saja aku lupa, boleh aku tahu siapa namamu?”
“Laudia, panggil saja Lodi.”
“Namaku Raga.”
Ooo
Aku tidak ingin bertemu dengan Nadine karena itu akan mematahkan hatiku, mematikan harapanku. Tak ada yang dapat membendung rasa ingin tahuku. Siapa itu Nadine, begitu spesialnya dia. Secantik apakah dia? Sebaik apakah dia? Apa dia seunik diriku? Diam-diam kubuntuti Pangeran Alamku pergi. Beberapa kali tak membuahkan hasil. Hingga disuatu sore aku menemukan motornya singgah disebuah rumah besar. Aku menunggu dengan hati berdebar. Seorang anak perempuan berjalan tersaruk karena dikedua kakinya yang bengkok terpasang besi-besi penyangga, ekspresinya begitu gembira menyambut Raga walaupun bicaranya tidak begitu jelas. Raga memberinya bunga dan bingkisan, membuat mata polos gadis kecil itu berurai air mata. Raga membacakan tulisannya gadis itu menyimak dengan seksama, mata polosnya berkaca-kaca. Aku tak sanggup menyaksikan adegan dihadapanku karena aku tahu dari plang kayu didepan rumah besar itu kutahu gadis kecil tak berdaya itu sebatang kara.
“Lodi…Ngapain kamu disini?”
“Aku…membuntutimu…Ma…Maafkan..aku.”
“Kamu menangis…”
Gadis kecil itu tertatih mendekatiku,dengan tangannya yang tak sempurna lembut dia menyentuh pipiku yang basah berkata dengan lirih,”Ka ka…ja..gan…se…ich.”katanya susah payah. Kepala-kepala mungil dan mata-mata polos haus cinta bermunculan menonton kami membuat hatiku teriris oleh rasa haru.
“Lodi, ini Nadine yang kuceritakan. Ia penderita multi cacat bawaan. Dia dibuang ibunya sejak bayi di Panti Asuhan ini. Mengunjunginya, membuatku bersyukur apa yang kumiliki. Nadine dengan segala keterbatasannya, masih dapat memandang dunia ini dengan ceria.”
Aku tertawa dalam hati, mentertawakan diriku sendiri yang dibutakan cemburu. Nadine memang pencuri hati, dia sumber inspirasi begitu pula anak-anak lainnya di Panti asuhan itu. Aku langsung memainkan gitarku menyanyi sepenuh hatiku.
Tawamu seindah matahari pagi
Menarilah bersamaku
Dibawah langit biru
Kau mutiara hatiku
Aku menoleh pada Pangeran Alamku, ia memandangku dengan mata murungnya yang indah, begitu lekat, begitu dalam. Kerongkonganku tercekat. Harapanku membuncah. Anganku mengalunkan melodi jiwaku merangkai kata-kata. Pangean Alam…Pangeran Alam…kuingin tenggelam dalam bening sepasang mata airmu yang tenang…terhanyut disungai-sungai pengharapan…dan ingin kejelajahi samudera hatimu.
Tamat
Cerpen ini di muat di Majalah Kawanku edisi 64 tahun 2010 yang Covernya Justine Beiber.

Kamis, 20 Mei 2010

Film Korea : White Night


Aku menyukai film-film yang diadaptasi dari novel seperti Atonement dan Twilight, juga film yang menampilkan sisi gelap manusia dan tentu saja misteri dengan bumbu action yang menegangkan. Film ini salah satunya.

Baru kali ini aku punya kesempatan menonton Film Korea yang bukan serial, Judulnya White Night. walaupun judulnya ada kata white, film ini malah menceritakan sisi gelap dua anak manusia Yo Mi Ho (Son Ye jin)dan Kim Yo Han(Ko Soo). Cerita dimulai 14 tahun yang lalu ayah Kim Yo Han terbunuh disebuah kapal tua. Detektif han Dong Soo(Han Seok Kyu) bertugas menyelidiki pembunuhan ini menemukan tersangka utama pembunuhan ini adalah selingkuhan ayah Kim Yo han, yang tak lain ibu Yo Mi Ho. Namun kasus ini menemui jalan buntu setelah ibunya Yo Mi Ho tewas bunuh diri.

15 tahun kemudian Yo Mi Ho yang telah dewasa bertunangan dengan seorang konglomerat kaya raya Jo Min-Woo (Bang Joong Hyeon)dan ia mulai menapaki karirnya sebagai perancang busana pria. Asisten si konglomerat ditugasi untuk menyelidiki latar belakang Yo Mi Ho sebelum mereka menikah, si Asisten menemukan ada seorang lelaki yang selalu menguntit dan selalu ada dimana Yo Mi Ho ada. Laki-laki itu seorang bartender yang tak lain adalah Kim Yo Han.

Pembunuhan-pembunuhan lainpun terjadi pada orang-orang yang ada hubungannya dengan Yo Mi Ho dan Kim Yo Han. Membuat detektif Han kembali turun tangan membuka file 14 tahun lalu yang masih menyisakan misteri dan luka karena anak Detektif Han menjadi korban dalam kecelakaan saat Det. Han menyelidiki perkara pembunuhan Ayah Kim.

Mendekati klimaks terungkaplah cerita siapa sebenarnya pembunuh ayah Kim Yo Han, tak lain Kim Yo Han sendiri yang tak kuasa melihat gadis yang dicintainya Yo Mi Ho yang waktu itu masih remaja hendak dilecehkan secara seksual oleh ayahnya di kapal tua. Kim Yo Han menusukkan belati ke dada ayahnya sendiri, beberapa waktu kemudian, Yo Mi Ho melakukan hal yang sama pada ibunya dan merancang seakan-akan ibunya bunuh diri agar kasus ini tak terungkap karena tersangka utamanya keburu tewas.

Keduanya menyimpan cinta dan masa lalu mereka dengan rapi. semakin cinta Kim Yo han berkembang, Kim Yo Han berusaha menghabisi orang-orang yang ada disekitar Yo Mi Ho, termasuk tunangan Yo Mi Ho untung saja Yo Mi Ho berhasil menyelamatkan tunangannya dari kecelakaan mobil yang dirancang Kim Yo Han.

menurut undang-undang Korea kasus yang belum terungkap hingga 15 tahun dianggap kadaluarsa. Det. han percaya Yo Mi Ho dan Kim Yo Han akan bertemu pada hari pemutihan mereka, hari pembebasan mereka dari masa lalu yang kelam berencana ingin membekuk keduanya. Yo Mi Ho sengaja merayakan hari kebebasannya dengan membuka butiknya. Betul saja saat pembukaan butiknya detektif Han menemukan Kim Yo Han digedung sama. Det han dan kawan-kawan mengepungnya hingga keatap gedung. Tak ada jalan keluar bagi Kim Yo Han selain menyerah atau terjatuh. Kim Yo Han memilih menusuk dirinya sendiri. Tubuhnya jatuh ke lantai dibawahnya dimana butik Yo Mi Ho berada. Tubuh Kim Yo Han jatuh tepat di kaki Yo Mi Ho.Shock dan sedih Yo Mi Ho berusaha tegar melihat kekasih hatinya sekarat. Det. Han menanyakan apakah Mi Ho mengenal Kim Yo Han, Yo Mi Ho memilih mengatakan tidak mengenal laki-laki malang itu walau hatinya pedih. Kim Yo Han merasakan hal yang sama saat meregang nyawa perasaan sedih sekaligus bahagia digambarkan dengan air mata yang menetes di matanya menatap pilu Yo Mi Ho menaiki eskalator menyongsong sinar kebebasannya walaupun bibirnya menyungggingkan senyum, karena ia terbebas dari kegelapan yang selama ini mengukungnya walaupun dengan cara kematian.

Walaupun awal-awalnya agak membingungkan dengan adegan berputar-putar antar flash back masa kecilnya Yo Mi Ho dan kim yo Han ke masa kini, namun diakhir cerita benang kusut itu mulai terurai. Akting si cantik So ye Jin dan han Seok Yu sangat total, untuk Ko soo berhasil menghayati perannya sebagai pembunuh berdarah dingin dengan sisi kejiwaannya yang gelap begitu menawan ( wah, pasukan manis Le Minh Ho, Kim Bun dan kawan-kawan liwat deh...he...he...).Film ini cukup berhasil mengadaptasi novel jepang byakuyakou kedalam visual yang indah walau sutradara nampaknya ingin memasukkan semua adegan di dalam novel ke dalam Film ini. Thriller berbumbu misteri dengan topping dark romance ala Korea yang mengharu biru made me drifting away...saat cerita diakhiri dengan bayangan Yo Mi ho dan Kim Yo Han berseragam sekolah duduk berdua sambil memandang matahari dengan latar musik Swan Lake aku teringat film Atonement versi Korea. It's unforgettable movie (catatan kategori film ini dewasa).

Minggu, 16 Mei 2010

Rumah Diatas Air

Hari ini rumahku seperti dikepung air. Dimana-mana air. maklum daerah tempat tinggalku ini memang tempat air pasang surut. Lagipula disini memang daerah aliran sungai, kalau air sungai sudah pasang tinggi, banjir rof pasti terjadi, tapi tidak lama paling juga beberapa jam air surut kembali. Tidak ada niatan untuk pindah ke tempat yang lain yang tidak ada banjir rof nya. Soalnya disini benar-benar di tengah kota, walaupun masuk daerah kampung. kemana-mana dekat. Tempat makan yang murah juga tersedia. Aku sudah tinggal disini berpuluh-puluh tahun, lamanya. Bunyi klotok seperti kokok ayam bagiku. Enaknya kalo lagi banjir rof gini, cuci pakaian sama cuci kendaraan enak, tinggal siapkan sabun dan spon ama sikat saja. Kalo mau bersih-bersih rumah tinggal siram air dari halaman...he...he...
Payahnya kalo lagi ada acara, makanya selalu hitung-hitungan hari bukannya tanggal tapi kapan rof tertinggi, malam apa siang, sore, apa pagi, jadi kalo acara malam, cari yang lagi rof pagi, kalo mau ada acara siang, cari yang lagi rof malam, enaknya kalo diperhitungkan begitu, barang-barang cucian gampang nyucinya, soalnya air ngga perlu diirit-irit...he...he...Pernah aku ada acara keluarga pas pulangnya udah air pasang, anak-anak tamu ngga mau pulang, malah mandi semua...he...he...
Pasang naik dihari panas merupakan surga bagi anak-anak, disepanjang sungai mereka mandi sepuasnya, yang masih kecil cukup dihalaman rumah saja. Tapi tentu saja dibawah pengawasan orang tua masing-masing. Melihat mereka aku jadi iri, pengen lagi bisa berenang dan main air sepuasnya, apalagi kalau sudah main "ajakan ilung" itu batang tanaman enceng gondok ditaruh disela jari kaki, terus menyelam, dilepas di dalam air, siapa yang dapat itu batang enceng gondok dia yang menang. Kenangan mandi disungai sangat membekas di dalam benakku.
Untuk penghobby mancing saatnya fishing time, wah gimana ngga ikan gabus jalan-jalan di halaman rumah.
Tidak semua banjir rof menyenangkan, apalagi kalo terjadinya malam hari hujan lebat lagi jadi ngga bisa tidur dan siap-siap perahu karet deh!