jalan menuju Mandiangin
Bagi kami guru-guru acara perpisahan ini sekaligus refreshing melepaskan penat setelah bertegang ria di Ujian Nasional yang baru saja kami lalui. Aku tidak mengajak kedua anakku dan Bapaknya, karena si kakak sekolah ada test Bahasa Inggris lagi, tidak mungkin juga mengajak si Adik bakalan si kaka nangis bombay kenapa si adik diajak dia tidak biar adil tidak diajak kedua-duanya sedangkan misoa sedang kerja juga.
Ke Mandiangin ini bukan yang pertama bagiku, karena waktu mahasiswa aku juga pernah kesini. Tapi sekarang beda, dulu diawasi dosen, sekarang mengawasi anak-anak...he...he...
Kita berkumpul dan berangkat di sekolah, aku terangkut kloter terakhir, namun perjalanan sangat seru menembus hutan lebat dan jalan-jalan sepi naik turun gunung. Anak-anak yang duduk di angkot depan, di awal-awal keberangkatan nampak ribut bersenda gurau, setelah lama-lama jalan mulai berkelok dan naik turun canda tawa itu lenyap entah kemana berganti dengan acara mabuk darat bareng, untung angkotnya semi terbuka gitu jadi tinggal jorokin kepala aja keluar, bila tidak kuat lagi menahan mual mengeluarkan isi perut.
Setelah setengah jam menempuh perjalanan kami tibalah ke Mandiangin walaupun jaraknyatidak terlalu jauh dari kota Banjarbaru, namun daerah sini masih asri dan berhutan lebat lengkap dengan bukit dan air terjunnya.
capek hiking stop dulu ah buat foto-fotoKami mengadakan perpisahan dengan sederhana di tanah lapang. Setelah sambutan-sambutan dilanjutkan dengan pelepasan atribut sekolah dan pengalungan piagam sekolah yang dibelakangnya dicetak nama-nama semua guru. Acara ini cukup mengharukan diiringi lagu Syukur satu persatu anak kelas sembilan menyalami dewan guru, banyak diantaranya yang tidak dapat menahan haru hingga menangis. Acara pelepasan diakhiri dengan makan bersama.
Setelah acara resmi berakhir tibalah acara yang dinanti-nanti apalagi kalau bukan acara bebas. Anak-anak sudah mengganti baju seragamnya dengan baju bebas dan guru-gurunyapun tak mau kalah berombongan hiking mendaki bukit. Aku sudah siap dengan pakaian perang jins, baju katun, topi, dan ransel...he...he...berasa mahasiswa lagi. Lumayan pegel kaki naik keatas tapi karena yang naik banyak trus pada berumur semua terjadi banyak kelucuan. Sampai diair terjun nafas sudah ngos-ngosan tapi terbayar dengan melihat keindahan air terjun, sesi photosessionpun berlangsung riuh rendah ditambah dengan acara menghalau anak-anak yang nekad memanjat batu licin biar mendapat lokasi berfoto ria yang aduhai tanpa mengindahkan bahaya yang mengintai.ngos-ngosan hiking stop dulu ah foto-foto
Salut dengan anak-anak pramuka yang juga ikut rombongan mereka tidak hanya ikut berekreasi tapi juga kerja bakti dengan membawa kantong plastik gede, mereka memungut sampah-sampah yang dibuang pengunjung nakal yang membuang sampah sembarangan dibukit dan air terjun. Disini juga banyak ditemukan anggrek-anggrek kalimantan yang mulai langka, beberapa diantaranya dibudidayakan, tapi ada saja tangan-tangan tak bertanggung jawab yang ingin memilikinya, padahal sudah dipasang plang gede-gede dilarang mengambil anggrek-anggrek itu.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore, padahal anak-anak masih ingin mandi disungai dan hiking tapi apa mau dikata kita tidak merencanakan acara menginap disitu, dan mengejar waktu pulang yang tepatbiar anak-anak pulang ke rumah tidak kemalaman. Sungguh acara yang berkesan baik bagi anak-anak maupun guru-gurunya. Tahun depan kemana lagi nih?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih buat teman-teman yang sudah berkomentar