Suatu malam aku menghadiri acara bersama teman-temanku, karena suami dan anak-anakku tidak memiliki undangan mereka menunggu aku di parkiran. Jam menunjukkan angka 10, aku langsung pamit ke teman-temanku untuk pulang duluan, seorang temanku bilang, "Wah, masih pagi nih, acaranya belum seru, kenapa harus pamit siiih? Ih ngga nakal banget sih kamuuuu...."canda temanku.Aku cuma tersenyum penuh arti sambil bergumam dalam hati, Iyaaaa.....aku tidak nakal lagi! (Padahal dulu juga ngga pernah nakal....hehehe....pulang kuliah telat dikit saja langsung ditunggu bokapdi depan pintu rumah dengan mata melotot!) Tapi ya gitu aku yang dulu bukanlah aku yang sekarang, dulu kalau ada acara di kampus tidak ada anak dan suami yang menunggu di rumah. Bukan berarti aku tidak boleh bersenang-senang. Suamiku bukan lelaki yang suka mengurung istrinya di rumah. Aku juga fine-fine aja hang out sama teman-temanku, tapi sebagai emak yang bertanggung jawab dan wanita pekerja yang dewasa....tsaaaaaah istilahnya pengen dinyinyirin banget, aku harus bisa membagi-bagi waktuku yang amat sangat berharga dan tahu batas waktu untuk "me time" dan "keluarga".
Kesadaran ini tidak serta merta langsung ada dalam diriku, dulu sempat juga ya ngeyel-ngeyel gitu, akhirnya apa, karena menghadiri acara sampai larut malam, besok paginya aku jumpalitan terbirit-birit menyiapkan sarapan, pakaian kerja, dan hasilnya ketinggalan angkot, telat masuk kantor, di semprot Bos, kerja tidak masimal, kurang darah, maag kambuh...lengkap penderitaan.
Suatu waktu sepulang kerja, aku shopping hingga sore, padahal aku janji jemput anakku di daycare jam 2 siang. Annakku mendengar suara motor orang seperti mendengar suara motorku, langsung berlari ke pintu daycare, cara dia membuka pintu salahseharusnya keluar dia bukanya ke dalam, jempolnya kejepit dan harus dijahit, setiap mengingat peristiwa itu aku sangat menyesal, andai aku menjemputnya tepat waktu dan bukannya bershopping ria tentunya kejadian itu tak terjadi.
Makanya di kepalaku suka berbunyi stopwatch...."Tetot" alarm yang bunyinya ngalahin weker tanda saatnya pulang. Tapi sesekali aku ok ok saja menghadiri acara, makan-makan cantik bareng teman-teman atau shopping asyik, tapi yaitu ngga pake lama dan tidak terlalu malam, maklum lah jeung sudah berumur bergadang dikit langsung masuk angin. Jalan kesana kesini nemplok kesana kesini suka encok. Kadang suka tidak enakeun, sungkan takut ditinggal teman kalau lagi asyik-asyiknya hengot trus cabut atau menolak acara, tapi kalau urusan keluarga dan kemaslahatan rumah tangga memang kudu tegas mana yang penting dan mana yang bisa dipending dan aku percaya sahabat yang baik pasti maklum dan sepakat akan hal ini
Pertahankan sikap itu, keluarga harusnya seperti itu. Meski anak2ku sudah remaja, aku tetap menolak undangan jika aku ada jadwal antar jemput atau sekedar menemani mereka belajar utk uas.
BalasHapus