Ngomong-ngomong soal jamu sewaktu aku ke Jogja beberapa waktu yang lalu aku sempat mampir ke rumah jamu ya begitu kusebut terkenal di Jogjakarta, namanya Jamu Ginggang. Konon dari Bapak yang jual, Jualan Jamu sejak tahun 1930-an hingga sekarang.Walaupun zaman berganti, namun pembuatan jamu ini tetap menggunakan bahan-bahan berkualitas dan dibuat dengan cara tradisional.
Penampakan warung jamu dari depan
Asal usul jamu ini dari Bilowo, Abdi dalem Puro Pakualam. Pada awalnya Bilowo meracik jamu hanya untuk Kanjeng Sinuwun Paku Alam VII, atas seijin beliau pula Bilowo .menjajakan jamu racikannya tersebut. Asal kata Jamu Ginggang adalah Tan Genggan artinya bersatu padu, nama ini pemberian kerabat Puro Pakualam, karena agak susah mengucapkannya diubah jadi Jamu Ginggang, pada awalnya melihat namanya aku berpikir ini jamu hanya untuk mengobati penyakit pinggang atau encok doang, namun melihat daftar jamu yang tersedia ternyata menyediakan berbagai macam jamu, harganya berkisar antara Rp.3000-12000, buat oleh-oleh bisa beli jamu botolan yang tahan hingga tiga hari.
Jamu dan daftar harganya silakan dipilih
Warung jamu ini buka dari jam 08.30-20.30 WIB, sebelum jamu ini buka didepannya biasanya ada Mbah-mbah jualan gudeg murah meriah, Rp. 7000 dapat gudeg komplit dan mengenyangkan, setelah si Mbah jualan gudeg tutup warung jamu buka sebagai minuman penutup, mau hangat atau dingin suka pilih. Aku pilih temu lawak beras kencur, rasanya segar dan enak, setelah kemarin keliling Jogja badan lelah terasa segar kembali.
Jamu temu lawak beras kencur pesananku dengan air gula jahenya
Interior Warung Jamu yang berkesan tempo doeloe
Spanduk Jamu Ginggang
Bagi kalian yang ingin berdarma wisata ke Jogja dan penggemar jamu-jamuan, Tak ada salahnya, Warung Jamu Ginggang ini bisa dicatat sebagai tujuan wisata kuliner selama berkunjung ke kota pelajar ini. Tempatnya mudah ditemukan dekat Puro Pakualam, Jalan mesjid no.28 tepat diseberang Hotel Puri Pangeran.
Warungnya vintage bangettttt :D Aku jamu apapun suka, kecuali jamu seduh yang biasa dikocok di apotek2 itu :D
BalasHapusAku ngga suka jamu mak. Dulu pernah berhari2 minum jamu karena baru lahiran. meski manis aku ngga suka, mungkin karena ngga dibiasain minum sedari kecil ya
BalasHapusaku jadi pgen minum jamu juga mba, jamu buat kulit supaya bersih hehhee....
BalasHapusKalau aku paling sukanya kencur atau kunyit asem, mbak :)
BalasHapusaku sukanya jamu yang di campur telur sama madu gitu. ini kok blognya gak update di blog list aku ya mbak, pantesan banyak postingan ketinggalan yang belum aku baca
BalasHapusIni yang deket Pakualaman itu toh? Yang depannya hotel itu ya? Karena aku nggak begitu suka jamu ya belum pernah masuk ke sini. Tapi biasa klo cari sarapan soto atau lontong sayur di Pakualaman lewat sini selalu rame. Gudegnya juga rame tapi ya belum pernah nyobain juga. Kapan-kapan deh mampir nyobain beli gudegnya.
BalasHapus