Kamis, 08 Oktober 2009

Musuhan sama kunci

Me versus the keys! Oh No...aku selalu bermasalah dengan kunci.Bentuknya yang imut atau memang aku pelupa, tapi selalu ada saja masalah dengan kunci. Setiap pagi aku selalu nyari-nyari kunci disekeliling rumahku yang mungil. Bagaimana mungkin sih di rumahku yang beberapa jengkal itu kunci bisa manisnya main petak umpet denganku,betul-betul bikin frustasi. Apalagi kalau aku lagi buru-buru, si kunci biasanya selalu bikin gara-gara, terutama kunci motor padahal sudah diganduli gantungan kunci segede bagong plus kincringannya yang seperti penari giring-giring, tetap saja (kalo diibaratkan manusia) ngga kelihatan batang idungnya. Maunya cepet jadi lelet.kadang2 nemunya (setelah beristigfar)ditempat yang tidak disangka-sangka, dibawah karpet, di bawah ranjang, dimobil-mobilan si kakak, di atas kulkas, diatas bak toilet, bahkan pernah didalam saku celana, kecuci, dijemur. Yang paling aneh kunci motor itu pernah ketemu didalam kotak teh sariwangi? Beberapa waktu yang lalu, saat ingin jalan-jalan ke mal dengan si kaka, baru saja masuk mal si kaka pengen pipis, di WC umum baru sadar kunci motor ngga ada, dicari diseluruh penjuru tas, disaku, ngga ada. Pucet deh! Bukannya mau jalan-jalan, kita berdua menyusur jejak seperti anak pramuka, bukannya di hutan di mal! Nyerah, lapor ke informasi, ngga ada yang nemu, akhirnya dengan sangat terpaksa nelpon ke rumah minta diambilkan kunci serep dan siap-siap kena omel :D Tak berapa lama, penyelamatku datang, mama dengan kunci serep, tapi siap-siap telinga serep deh...he...he....Mom, kau memang ibu peri yang baik hati.Dan beberapa hari yang lalu si kunci motor yang tinggal satu-satunya mulai berulah lagi. Sewaktu mengisi bensin dipinggir jalan, setelah selesai isi bensin, kunci di jok belakang aku ambil entah apa sebabnya si kunci akrobat...melompat dari jariku...ting...ting...masuk disela-sela kayu yang menutupi got. Untung saja tukang kunci serep tidak terlalu jauh dari accident itu, setelah berusaha mengubek-ubek got, aksi dorong motorpun berlanjut. Cukup untuk kunci motor, kunci kamar yang mulai bertingkah. Dua anakku rebutan kamar, aku yang lagi sibuk melerai mereka berdua dengan mengunci kamar yang diributkan. Niat hati ingin menaruh kunci itu dilubang angin diatas pintu kamar, entah emosi atau terlalu bersemangat, kuncinya meliwati lubang angin dan jatuh dengan mulusnya ke dalam kamar. Kamar terkunci dengan kunci didalamnya. Sesuatu yang sangat membingungkan memang. Kuintip ternyata kuncinya jatuh tidak terlalu jauh dengan pintu, bermodal pengetahuan dari buku lima sekawan dan pasukan mau tau bermodal kawat dan koran akhirnya aku berhasil mendorong kunci itu kebawah pintu, kunci dapat aku raih, tapi stuck, lantaran gantungan kuncinya kegedeean. lagi-lagi berkeringat memotong kawat gantungan kunci dengan tang,akhirnya itu kunci berhasil kuraih, aku dan kedua anakku berjoget dan bernyanyi ala dora dan boot...berhasil...berhasil...
Yang paling serius, saat suatu malam sepasang tangan tak diundang mencongkel jendela rumahku yang tempatnya persis disebelah pintu rumahku, tangan jahil itu berhasil merayap masuk kedalam dan mengambil kunci rumah yang biasanya kutaruh dilubang kunci. Dengan kunci ditangan dengan leluasa ia masuk ke dalam rumahku subuh itu dan berhasil menggondol dua hp kami di dalam kamar. salah satu hpnya adalah hpku yang baru dibeli dua hari yang lalu, hebatnya tak ada satupun orang rumah yang mendengar atau melihat aksinya kecuali Icha anakku yang waktu itu baru 8 bulan dan sedang sakit.
Dirunut-runut permusuhanku dengan kunci dimulai saat aku masih kanak-kanak. Waktu rumahku masih di Gang KPN, aku suka mengajak teman-tean masa kecilku main ke kamarku, tidak hanya satu anak, bisa 5 hingga 10 anak. Aku kunci kamar biar kita bisa bebas bermain. Taunya pas teman-temanku mau pulang, pintu tidak bisa aku buka, macet...gimana ini. Mana teman-temanku yang lebih kecil sudah pada nangis-nangis dan pada treak mama....mama....seperti biasa mamaku jadi wonderwomen, dengan sebuah tangga, mma mengambil anak-anak satu persatu keluar dari kamar terkunci itu.
Kuharap permusuhanku dengan kunci sudah berakhir dan kita bisa bersahabat baik, tentunya aku harus berubah lebih disiplin menaruh apa saja teruatama kunci dan berhati-hati dengan kunci ruang tamu, karena sekarang tamu tidak diundang tidak lagi menggunakan teknik kuno, bukan lagi liwat jendela pintu utamapun bisa dibongkar.Kunci-kunciku sayang kamu juga jangan nakal lagi yaa...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih buat teman-teman yang sudah berkomentar