Suatu malam aku menghadiri acara bersama teman-temanku, karena suami dan anak-anakku tidak memiliki undangan mereka menunggu aku di parkiran. Jam menunjukkan angka 10, aku langsung pamit ke teman-temanku untuk pulang duluan, seorang temanku bilang, "Wah, masih pagi nih, acaranya belum seru, kenapa harus pamit siiih? Ih ngga nakal banget sih kamuuuu...."canda temanku.Aku cuma tersenyum penuh arti sambil bergumam dalam hati, Iyaaaa.....aku tidak nakal lagi! (Padahal dulu juga ngga pernah nakal....hehehe....pulang kuliah telat dikit saja langsung ditunggu bokapdi depan pintu rumah dengan mata melotot!) Tapi ya gitu aku yang dulu bukanlah aku yang sekarang, dulu kalau ada acara di kampus tidak ada anak dan suami yang menunggu di rumah. Bukan berarti aku tidak boleh bersenang-senang. Suamiku bukan lelaki yang suka mengurung istrinya di rumah. Aku juga fine-fine aja hang out sama teman-temanku, tapi sebagai emak yang bertanggung jawab dan wanita pekerja yang dewasa....tsaaaaaah istilahnya pengen dinyinyirin banget, aku harus bisa membagi-bagi waktuku yang amat sangat berharga dan tahu batas waktu untuk "me time" dan "keluarga".
Kesadaran ini tidak serta merta langsung ada dalam diriku, dulu sempat juga ya ngeyel-ngeyel gitu, akhirnya apa, karena menghadiri acara sampai larut malam, besok paginya aku jumpalitan terbirit-birit menyiapkan sarapan, pakaian kerja, dan hasilnya ketinggalan angkot, telat masuk kantor, di semprot Bos, kerja tidak masimal, kurang darah, maag kambuh...lengkap penderitaan.
Suatu waktu sepulang kerja, aku shopping hingga sore, padahal aku janji jemput anakku di daycare jam 2 siang. Annakku mendengar suara motor orang seperti mendengar suara motorku, langsung berlari ke pintu daycare, cara dia membuka pintu salahseharusnya keluar dia bukanya ke dalam, jempolnya kejepit dan harus dijahit, setiap mengingat peristiwa itu aku sangat menyesal, andai aku menjemputnya tepat waktu dan bukannya bershopping ria tentunya kejadian itu tak terjadi.
Makanya di kepalaku suka berbunyi stopwatch...."Tetot" alarm yang bunyinya ngalahin weker tanda saatnya pulang. Tapi sesekali aku ok ok saja menghadiri acara, makan-makan cantik bareng teman-teman atau shopping asyik, tapi yaitu ngga pake lama dan tidak terlalu malam, maklum lah jeung sudah berumur bergadang dikit langsung masuk angin. Jalan kesana kesini nemplok kesana kesini suka encok. Kadang suka tidak enakeun, sungkan takut ditinggal teman kalau lagi asyik-asyiknya hengot trus cabut atau menolak acara, tapi kalau urusan keluarga dan kemaslahatan rumah tangga memang kudu tegas mana yang penting dan mana yang bisa dipending dan aku percaya sahabat yang baik pasti maklum dan sepakat akan hal ini
Tampilkan postingan dengan label in the land of woman. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label in the land of woman. Tampilkan semua postingan
Senin, 16 Mei 2016
Rabu, 19 Oktober 2011
CEREWET TAPI LUCU
"Emak-emak cerewet ya, apa-apa dikomentarin,apa-apa dilarang! kuatir berlebihan, lebay cape deh!" gitu kan kita dulu kalo mama mulai blah...blah...blah...Kadang kita ngomongnya cuma....A...dia udah ABCDE...apalagi sampe ABC....udah sampe Z kali. Kayaknya ngga cuma mama aja deh...Bu guru, tante-tante...pokoknya wanita 30 up itu nama belakangnya nambah CEREWET. Aku slalu bilang hiiii....aku ngga mau jadi emak-emak cerewet, secara aku kan pendiam, kalem, dan berkepribadian #Uhuk! kselek. Ternyata saudara-saudara...proses ini terjadi natural dan tanpa dimulai dari mimpi segala (emangnya latah)...aku yang tak banyak bicara mulai terasah kemampuan bicaranya semenjak anak-anakku tumbuh besar dan jadi anak-anak yang pinter dan aktif...semakin aktif anak-anakku semakin aktif juga lidahku bercuap-cuap dan semakin lancar jaya saja. Oh tidak! akhirnya dengan sepenuh hati aku sadar menyetujui ucapan mamaku puluhan tahun yang lalu, "Dicerewetin aja masih suka belok-belok nikung-nikung, apalagi tidak nabrak kali! Jleb! Mom, you've known me so well! and I am with you 100%. Akhirnya dengan walau berat hati aku ingin berkata jujur, nama belakangku sekarang nambah CEREWET :D
Kalian sering tidak liat Ibu-ibu di TV itu suka joget-joget, latah, aneh, cekakakak-cekikikik kayak ngga ada beban. Oalah ternyata itu salah satu cara terampuh pelampiasan stress di dunia yang semakin tidak berpihak dengan ibu-ibu kebanyakan ini (entahlah ibu-ibu sosialita yang tak pernah terbebani sembako naik, uang sekolah naik, BBM naik, susu naik), eh Ya Allah liat saja, ibu-ibu di pasar, di kantor pasti ruame penuh gelak tawa, ataupun dilingkungan sekitar rumah ,sebagai wanita yang sejak kecil dan dari tampang terlihat serius dan memang serius, semakin tua kulihat banyak orang kehilangan sense of humornya mungkin karena persaingan, tekanan hidup, beban tanggung jawab, wajah mereka jadi kaku, gampang tersinggung, cepat naik darah, apalagi dilingkungan tempat kerja. Melihat kecenderungan ini aku mulai-mulai terpengaruh dengan emak-emak "happy", mengingat aku tidak sanggup membuang uang untuk beli krim antiaging yg manjur atau berobat ke Singapur, aku memutuskan untuk bergabung ke klub Ibu-ibu bahagia ini. Aku mulai "standup" komedi dilingkungan kerjaku di saat break, dan aku takjub, joke-jokeku yang kupikir sudah basi dan garing mendapat sambutan meriah dari teman-temanku Apakah karena sense of humor mereka yang tinggi atau memang aku sudah layak masuk Srimulat? Entahlah! Ibu-ibu plis deh, semakin tua, semakin stress, semakin lucu! Asal jangan mentertawakan orang lain dan tertawa sendiri ya Jeung :)
Tu kan cerewet tapi lucu kombinasi yang aneh, tapi kayaknya aku tidak sendiri.
Kalian sering tidak liat Ibu-ibu di TV itu suka joget-joget, latah, aneh, cekakakak-cekikikik kayak ngga ada beban. Oalah ternyata itu salah satu cara terampuh pelampiasan stress di dunia yang semakin tidak berpihak dengan ibu-ibu kebanyakan ini (entahlah ibu-ibu sosialita yang tak pernah terbebani sembako naik, uang sekolah naik, BBM naik, susu naik), eh Ya Allah liat saja, ibu-ibu di pasar, di kantor pasti ruame penuh gelak tawa, ataupun dilingkungan sekitar rumah ,sebagai wanita yang sejak kecil dan dari tampang terlihat serius dan memang serius, semakin tua kulihat banyak orang kehilangan sense of humornya mungkin karena persaingan, tekanan hidup, beban tanggung jawab, wajah mereka jadi kaku, gampang tersinggung, cepat naik darah, apalagi dilingkungan tempat kerja. Melihat kecenderungan ini aku mulai-mulai terpengaruh dengan emak-emak "happy", mengingat aku tidak sanggup membuang uang untuk beli krim antiaging yg manjur atau berobat ke Singapur, aku memutuskan untuk bergabung ke klub Ibu-ibu bahagia ini. Aku mulai "standup" komedi dilingkungan kerjaku di saat break, dan aku takjub, joke-jokeku yang kupikir sudah basi dan garing mendapat sambutan meriah dari teman-temanku Apakah karena sense of humor mereka yang tinggi atau memang aku sudah layak masuk Srimulat? Entahlah! Ibu-ibu plis deh, semakin tua, semakin stress, semakin lucu! Asal jangan mentertawakan orang lain dan tertawa sendiri ya Jeung :)
Tu kan cerewet tapi lucu kombinasi yang aneh, tapi kayaknya aku tidak sendiri.
Rabu, 17 Agustus 2011
Lain Dulu Lain Sekarang
Apa yang dulu before married kita paling "anti" eh sekarang "after married sebaliknya? Ini terjadi padaku makanya yang belum "married" nih jangan buru-buru menjudge "sesuatu" sampai kita mengalaminya. Bukannya nenek bilang jangan terlalu benci sesuatu siapa tahu suatu hari nanti kita menyukainya.
1. Daster
Aku dulu bilang sama diriku sendiri, ntar kalo aku married ngga bakalan deh pake "daster"! kesannya norak, ketinggalan jaman, udik berputar-putar dibenakku kalau menyebut kata daster, "bukannya itu pakaian seragam mbak-mbak asisten di rumah gitu!" Taunya setelah married apalagi setelah hamil dan punya anak, ternyata aku mulai melirik daster, saat hamil perut melendung gitu mana ada jins dan celana yang muat bo! Dasterlah yang paling mengerti aku, hik! Dari kepaksa akhirnya malah ngga pernah lepas dari daster...he...he...Apalagi kalau sudah pulang kerja bawaannya tuh pengen ganti daster yang adem! Buat ibu-ibu menyusui daster pakaian paling nyaman kalau di rumah. Tidak ribet. Soal warna dan motif dan desain sekarang sudah banyak daster yang modis dan trendi, tapi satu kelebihannya adem dan nyaman di pakai, khususnya pakaian perang untuk mengerjakan pekerjaan "si mbak"itu...he..he..beberes, masak, nyuci, nyikat WC, ngelap kaca, ngelap ingus anak (eh...yg belakangan ngga kan? Apa iya?...he..he..)yo wis yang mau married, minta hantaran sama calon catet DASTER!
2. Pasar Tradisional
Eeewww....Tidaaaaak. Bayangin Pasar penuh sesak, becek, bau, ribut, kedorong-dorong, ngga banget! Waktu masih gadis aku paling males disuruh nemenin ke Pasar Tradisional. After Married, masak beli kangkung sama bayam seiket ke Supermarket dulu, kelamaan dan biasanya apalagi kalo Supermarketnya di Mal, ngga cuma beli bayam, kangkung, beli tas, baju, mainan, halah jebol dompet! Mulailah petualanganku di Pasar Tradisional, memang kalau kesana tuh harus pake busana kebesaran, tanggalkan dulu gaun cantik dan wedges apalagi high heels, cukup baju sederhana kalau perlu ngga usah mandi dulu, minus bulu mata palsu atau jilbab Syahrini, makin minimalis makin baik dan paling tidakdiminati sama copet. Ternyata pasar tradisional itu "tidak semenakutkan yang kukira", penjualnya kalau sudah deket nih kadang aku dapat harga "sahabat" atau dikasih lebih ama yang jual, langganan soalnya, belum lagi aku nemu buah-buah eksotis yang ngga dijual di Supermarket kayak kweni, ramania, rambai, kedondong, sawo, dan kawan-kawan. belum lagi jajanan nostalgia waktu aku kecil dulu kayak serabi, cucur, gethuk, lemang, cuma agak pilih-pilih juga soalnya banyak kan sekarang yang menambahkan zat-zat yang bukan untuk makanan ke dalam jajanan itu. Di Pasar tradisional itu semuanya murah meriah bisa ditawar lagi...he...he..Dan yang aku paling suka di pasar tradisional kalau beli ikan bisa minta siangi sekaligus praktis tinggal dibersihkan saja.stt...calon emak-emak yuk mari ke pasar tradisional. Tapi si adek ditinggal di rumah saja, atau nunggu sama bapaknya di parkiran...gawat disana banyak jualan mainan!
3. Ngojek
Nah lu, waktu gadis aku paling anti naik ojek, "Maaf ya Bang Ojek". Mending naik angkot, nebeng teman, atau jalan kaki lagi. Dulu ke pikir kalo naik ojek, ntar cowok-cowok mikir, itu Mas Ojek pacarku, mati dong pasaranku! Sekarang, tidak selamanya hubby bisa nganterin aku kesana-kemari iya kalo ngga tugas luar, walau punya motor kadang ada saja "kejutan" yang bikin aku tidak bisa "bermotor ria", Ojeklah solusi terbaiknya mengingat angkot nunggunya lama dan kadang pake acara ngetem segala. Wah, sekarang tidak pake acara malu lagi naik ojek, kan udah "laku"...he...he...lagian kan jelas ketahuan kalo aku penumpang dan si mas yang bonceng ojeknya kan ngga pake "pelukan pinggang" trus turunnya bayar...he...he...Aku berterima kasih sama Tukang Ojek, mereka kadang menyelamatkan aku dari kemacetan dan bantu aku ngejar taksi luar kota tumpanganku yang sudah ngacir.
4.Anak kecil
Aku dulu tidak seperti orang yang sama anak kecil itu gimana...cuek gitu, mereka ngga suka aku, aku ngga suka mereka. Punya anak, "amazing", aku baru sadar mereka itu makhluk menakjubkan, mereka itu menyayangi dan menyukaiku tanpa syarat. Jam keibuanku berdentang, dan aku mulai mencintai anak-anak, tidak hanya anak-anakku, semua anak, bahkan anak didikku. Ada sesuatu dalam diri mereka itu yang membuatku dibutuhkan, dipercaya, dan dicintai.
5. Sambel terasi
Dulu aku musuhan sama sambal terasi, dulu kalau makan ada sambal terasi aku ngga bisa makan. Saking bencinya sama sambal terasi nenekku godain aku, "jangan sebegitunya sama sambel terasi siapa tahu nanti suamimu paling suka sambel terasi. Ternyata "kutukan sambal terasi itu terbukti.Ternyata suamiku, tak bisa makan tanpa sambal terasi! Mulailah aku berdamai dengan sambal terasi, lama-lama terbiasa makan dengan aroma sambal terasi disekitarku, sekarang kalau disuruh bikin sambelnyapun tak masalah!
Nah, dengan berjalannya waktu ternyata bisa merubah seseorang, termasuk diriku. Lain dulu lain sekarang, bagaimana dengan rekan blogger sekalian punya pengalaman yang tidak disukai before married tapi after married sebaliknya?
1. Daster
Aku dulu bilang sama diriku sendiri, ntar kalo aku married ngga bakalan deh pake "daster"! kesannya norak, ketinggalan jaman, udik berputar-putar dibenakku kalau menyebut kata daster, "bukannya itu pakaian seragam mbak-mbak asisten di rumah gitu!" Taunya setelah married apalagi setelah hamil dan punya anak, ternyata aku mulai melirik daster, saat hamil perut melendung gitu mana ada jins dan celana yang muat bo! Dasterlah yang paling mengerti aku, hik! Dari kepaksa akhirnya malah ngga pernah lepas dari daster...he...he...Apalagi kalau sudah pulang kerja bawaannya tuh pengen ganti daster yang adem! Buat ibu-ibu menyusui daster pakaian paling nyaman kalau di rumah. Tidak ribet. Soal warna dan motif dan desain sekarang sudah banyak daster yang modis dan trendi, tapi satu kelebihannya adem dan nyaman di pakai, khususnya pakaian perang untuk mengerjakan pekerjaan "si mbak"itu...he..he..beberes, masak, nyuci, nyikat WC, ngelap kaca, ngelap ingus anak (eh...yg belakangan ngga kan? Apa iya?...he..he..)yo wis yang mau married, minta hantaran sama calon catet DASTER!
2. Pasar Tradisional
Eeewww....Tidaaaaak. Bayangin Pasar penuh sesak, becek, bau, ribut, kedorong-dorong, ngga banget! Waktu masih gadis aku paling males disuruh nemenin ke Pasar Tradisional. After Married, masak beli kangkung sama bayam seiket ke Supermarket dulu, kelamaan dan biasanya apalagi kalo Supermarketnya di Mal, ngga cuma beli bayam, kangkung, beli tas, baju, mainan, halah jebol dompet! Mulailah petualanganku di Pasar Tradisional, memang kalau kesana tuh harus pake busana kebesaran, tanggalkan dulu gaun cantik dan wedges apalagi high heels, cukup baju sederhana kalau perlu ngga usah mandi dulu, minus bulu mata palsu atau jilbab Syahrini, makin minimalis makin baik dan paling tidakdiminati sama copet. Ternyata pasar tradisional itu "tidak semenakutkan yang kukira", penjualnya kalau sudah deket nih kadang aku dapat harga "sahabat" atau dikasih lebih ama yang jual, langganan soalnya, belum lagi aku nemu buah-buah eksotis yang ngga dijual di Supermarket kayak kweni, ramania, rambai, kedondong, sawo, dan kawan-kawan. belum lagi jajanan nostalgia waktu aku kecil dulu kayak serabi, cucur, gethuk, lemang, cuma agak pilih-pilih juga soalnya banyak kan sekarang yang menambahkan zat-zat yang bukan untuk makanan ke dalam jajanan itu. Di Pasar tradisional itu semuanya murah meriah bisa ditawar lagi...he...he..Dan yang aku paling suka di pasar tradisional kalau beli ikan bisa minta siangi sekaligus praktis tinggal dibersihkan saja.stt...calon emak-emak yuk mari ke pasar tradisional. Tapi si adek ditinggal di rumah saja, atau nunggu sama bapaknya di parkiran...gawat disana banyak jualan mainan!
3. Ngojek
Nah lu, waktu gadis aku paling anti naik ojek, "Maaf ya Bang Ojek". Mending naik angkot, nebeng teman, atau jalan kaki lagi. Dulu ke pikir kalo naik ojek, ntar cowok-cowok mikir, itu Mas Ojek pacarku, mati dong pasaranku! Sekarang, tidak selamanya hubby bisa nganterin aku kesana-kemari iya kalo ngga tugas luar, walau punya motor kadang ada saja "kejutan" yang bikin aku tidak bisa "bermotor ria", Ojeklah solusi terbaiknya mengingat angkot nunggunya lama dan kadang pake acara ngetem segala. Wah, sekarang tidak pake acara malu lagi naik ojek, kan udah "laku"...he...he...lagian kan jelas ketahuan kalo aku penumpang dan si mas yang bonceng ojeknya kan ngga pake "pelukan pinggang" trus turunnya bayar...he...he...Aku berterima kasih sama Tukang Ojek, mereka kadang menyelamatkan aku dari kemacetan dan bantu aku ngejar taksi luar kota tumpanganku yang sudah ngacir.
4.Anak kecil
Aku dulu tidak seperti orang yang sama anak kecil itu gimana...cuek gitu, mereka ngga suka aku, aku ngga suka mereka. Punya anak, "amazing", aku baru sadar mereka itu makhluk menakjubkan, mereka itu menyayangi dan menyukaiku tanpa syarat. Jam keibuanku berdentang, dan aku mulai mencintai anak-anak, tidak hanya anak-anakku, semua anak, bahkan anak didikku. Ada sesuatu dalam diri mereka itu yang membuatku dibutuhkan, dipercaya, dan dicintai.
5. Sambel terasi
Dulu aku musuhan sama sambal terasi, dulu kalau makan ada sambal terasi aku ngga bisa makan. Saking bencinya sama sambal terasi nenekku godain aku, "jangan sebegitunya sama sambel terasi siapa tahu nanti suamimu paling suka sambel terasi. Ternyata "kutukan sambal terasi itu terbukti.Ternyata suamiku, tak bisa makan tanpa sambal terasi! Mulailah aku berdamai dengan sambal terasi, lama-lama terbiasa makan dengan aroma sambal terasi disekitarku, sekarang kalau disuruh bikin sambelnyapun tak masalah!
Nah, dengan berjalannya waktu ternyata bisa merubah seseorang, termasuk diriku. Lain dulu lain sekarang, bagaimana dengan rekan blogger sekalian punya pengalaman yang tidak disukai before married tapi after married sebaliknya?
Sabtu, 11 Desember 2010
Aku Tak Seperti Yang Dulu
Menikah tidak hanya merubah status seseorang tetapi juga gaya hidup dan cara seseorang bersosialisasi. Begitu juga diriku. Dengan berat hati, kadang aku tidak bisa memenuhi undangan atau pulang lebih cepat dari waktu pulang. Namun begitulah semua harus ada prioritas. Bagiku yang sudah punya dua anak, pergi ke suatu tempat artinya sepaket, plus pasangan dan dua krucil! karena kami tidak punya pembantu, kecuali saat aku bekerja. Kadang juga tidak singkron juga dengan jadwal tugas suamiku yang journalist. Kalaupun aku berangkat juga anak-anak kutitipkan ke mama, dengan catatan waktunya tidak bisa lama-lama. Bayangkan saja, semenit saja saat aku di rumah tak terlihat batang hidungku oleh dua anak-anakku, mereka akan ribut memanggil-manggil aku seperti anak ayam kehilangan induknya, apalagi membayangkan mama dan papanya liburan berdua saja dengan Bapaknya ke Bali?...woaaaa....
Karena kalo pergi paket lengkap selalu kulihat sikon kemana perginya, kapan, berapa lama? Kadang mamanya lagi asyik sama kegiatannya, anaknya udah bete! Atau tempatnya tidak memungkinkan bawa anak-anak (kejauhan atau tempat yang bukan untuk anak-anak ), Yang pasti tidak bisa terlalu lama, ingat jadwal tidurnya anak-anak, ingat waktunya memberi makan mereka? Ngga lucu kan Ibunya masih pengen arisan anaknya ngamuk-ngamuk minta pulang, bakalan jadi pusat perhatian dan gosip baru ntar...he...he...
Begitu juga pergaulan jangankan dengan teman sesama wanita apalagi pria. Walaupun my hubby bukan orang yang suka melarang-larang tapi aku tahu diri. Bukannya membatasi diri tapi aku selalu mengindahkan batasan-batasan dan norma-norma yang ada dimasyarakat kita. Ini menyangkut kepercayaan dan imej apalagi aku seorang guru yang di gugu dan ditiru. Selebihnya aku leluasa bergaul dan bersosialisasi dengan orang-orang sekelilingku termasuk teman maya-mayaku sebatas tidak mengganggu hubungan dan waktuku dengan anak-anak, suami, dan pekerjaanku.
Memang aku tak seperti yang dulu seorang wanita aktif yang gaul. Yang tak pernah meliwatkan kesempatan berpetualang ke gunung laut hingga manca negara. Yang sangat menikmati waktu-waktu "having fun" nya dengan sahabat dan teman-temannya. Yang selalu memikirkan dirinya saja, yang selalu mengejar mimpi dan keinginannya. Waktu itu sudah liwat. Manusia pada saatnya harus berubah. Tentunya tidak seluruhnya. Masih ada sebagian diriku yang dulu tapi dengan beberapa modifikasi dan pembaharuan baik dalam pola pikir dan prilaku. Yang pasti selalu ada tanggung jawab dan prioritas. Sebagai wanita dewasa sudah seharusnya aku bisa memilah-milah semua itu hingga aku menjalani kehidupan ini dengan baik. Walaupun dalam perjalanannya sebagai manusia kadang tak bisa sempurna.
Karena kalo pergi paket lengkap selalu kulihat sikon kemana perginya, kapan, berapa lama? Kadang mamanya lagi asyik sama kegiatannya, anaknya udah bete! Atau tempatnya tidak memungkinkan bawa anak-anak (kejauhan atau tempat yang bukan untuk anak-anak ), Yang pasti tidak bisa terlalu lama, ingat jadwal tidurnya anak-anak, ingat waktunya memberi makan mereka? Ngga lucu kan Ibunya masih pengen arisan anaknya ngamuk-ngamuk minta pulang, bakalan jadi pusat perhatian dan gosip baru ntar...he...he...
Begitu juga pergaulan jangankan dengan teman sesama wanita apalagi pria. Walaupun my hubby bukan orang yang suka melarang-larang tapi aku tahu diri. Bukannya membatasi diri tapi aku selalu mengindahkan batasan-batasan dan norma-norma yang ada dimasyarakat kita. Ini menyangkut kepercayaan dan imej apalagi aku seorang guru yang di gugu dan ditiru. Selebihnya aku leluasa bergaul dan bersosialisasi dengan orang-orang sekelilingku termasuk teman maya-mayaku sebatas tidak mengganggu hubungan dan waktuku dengan anak-anak, suami, dan pekerjaanku.
Memang aku tak seperti yang dulu seorang wanita aktif yang gaul. Yang tak pernah meliwatkan kesempatan berpetualang ke gunung laut hingga manca negara. Yang sangat menikmati waktu-waktu "having fun" nya dengan sahabat dan teman-temannya. Yang selalu memikirkan dirinya saja, yang selalu mengejar mimpi dan keinginannya. Waktu itu sudah liwat. Manusia pada saatnya harus berubah. Tentunya tidak seluruhnya. Masih ada sebagian diriku yang dulu tapi dengan beberapa modifikasi dan pembaharuan baik dalam pola pikir dan prilaku. Yang pasti selalu ada tanggung jawab dan prioritas. Sebagai wanita dewasa sudah seharusnya aku bisa memilah-milah semua itu hingga aku menjalani kehidupan ini dengan baik. Walaupun dalam perjalanannya sebagai manusia kadang tak bisa sempurna.
Rabu, 24 November 2010
Nyambi
Aku suka nyambi
Jadi nyonya nyambi jadi pembantu
Jadi Ibu rumah tangga sekaligus nyambi jadi Ibu Guru
Jadi Ibu rumah tangga juga kerjaannya nyambi mulu
contohnya, mandi sambil gosok-gosok kamar mandi.
Nyuci kendaraan sambil nyiram tanaman
Mandiin anak sambil ngisi bak mandi
Kadang nyambinya ngga cuma dua bisa tiga hingga empat pekerjaan sekaligus.
Contoh nyuapin anak makan, ngecek PR, jerang air, sambil nyuci baju (dimesin cuci).
Sekarang lagi, masak nasi, nyuci baju, ngisi bak mandi, makan siomay, sama online....wakakak...
Catet menjadi istri plus ibu pekerja ngga harus punya 1o tangan yang penting harus belajar akrobat dan sisipkan sesuatu yang menyenangkan diantara segunung pekerjaan yang melelahkan, secangkir kopi hangat setelah nyuci piring, sebatang coklat sambil menyetrika, atau playlist lagu kesayangan saat masak. Gimana siap nyambi, Bu?
Jadi nyonya nyambi jadi pembantu
Jadi Ibu rumah tangga sekaligus nyambi jadi Ibu Guru
Jadi Ibu rumah tangga juga kerjaannya nyambi mulu
contohnya, mandi sambil gosok-gosok kamar mandi.
Nyuci kendaraan sambil nyiram tanaman
Mandiin anak sambil ngisi bak mandi
Kadang nyambinya ngga cuma dua bisa tiga hingga empat pekerjaan sekaligus.
Contoh nyuapin anak makan, ngecek PR, jerang air, sambil nyuci baju (dimesin cuci).
Sekarang lagi, masak nasi, nyuci baju, ngisi bak mandi, makan siomay, sama online....wakakak...
Catet menjadi istri plus ibu pekerja ngga harus punya 1o tangan yang penting harus belajar akrobat dan sisipkan sesuatu yang menyenangkan diantara segunung pekerjaan yang melelahkan, secangkir kopi hangat setelah nyuci piring, sebatang coklat sambil menyetrika, atau playlist lagu kesayangan saat masak. Gimana siap nyambi, Bu?
Minggu, 14 November 2010
Kawin Muda
Aku baru saja menerima undangan perkawinan dari salah seorang mantan muridku. Padahal baru tahun kemarin dia tamat SMP! Ini bukan hal aneh bagiku, bahkan kadang bukan hanya satu bisa tiga sampai empat undangan apalagi setelah acara kelulusan sekolah. Adalah hal yang wajar-wajar saja di desa tempatku mengajar seorang gadis tamat SMP menikah.Bahkan tidak sedikit yang sekolahnya putus ditengah jalan lantaran menikah! Jangan heran menurut rekan kerjaku yang orang asli tempat itu satu-satunya wanita yang sarjana ditempat tinggalnya cuma dia!
Pernah loh salah seorang muridku yang putus ditengah jalan lantaran menikah suatu waktu mengunjungi sekolah lagi, tapi dia hanya melihat liwat jendela sekolah pandangannya sungguh menyentuh hati, saat teman-temannya istirahat dengan suka cita ia menghambur kearah teman-temannya, ia bilang dia kangen teman-temannya, kangen sekolah. Miris kan? Karena kawin muda banyak terjadi perceraian. Lantaran ekonomi, perselingkuhan, ketidak cocokan, maklum saja ada yang suaminya bisa dibilang seumuran Bapaknya? Kebanyakan menikah karena paksaan orang tua dan masalah ekonomi. Bagi mereka jodoh yang datang pantang ditolak berani menolak anak bisa jadi perawan tua? Padahal ngga kayak gitu juga kali...Ada semacam kebanggaan kalo anak mereka yang masih gadis kinyis-kinyis dilamar orang, artinya anak gadisnya laku. Emang anak barang dagangan? Ada juga lantaran masalah ekonomi, walaupun sekolah gratis, uang angkot, jajan, seragam, buku, kan ngga gratis? Makan aja senin kamis, gimana mau sekolah, dah kawin aja...urusan beres! Ngga gitu juga kale!
bersyukur dilahirkan dari orang tua yang berpandangan demokratis dan moderat. Walaupun aku dan adikku dua-duanya perempuan diberi kesempatan sekolah setinggi-tingginya, dan walaupun mereka bukan orang kaya mereka bekerja keras untuk mewujudkan mimpi anak-anaknya. Bayangin aja umur 13-15 itu aku masih main bekel dan congklak sama cowok aja suka sebal, ngga kebayang deh kalo aku umur segitu kawin...he...he...
Makanya disela-sela waktu mengajarku aku suka diam-diam meracuni pikiran anak-anak itu untuk say no kawin muda. Bayangin kataku sekarang sepulang sekolah kerjaan kalian ngapain? Makan, tidur, main Bu? sahut mereka. Kalau sudah menikah boro2 main mana sempaaaaaat. sekarang dirumah tugasnya ngapain, ada yg bilang cuma nyuci, cuma nyapu, cuma masak. kalo kalian nikah semua pekerjaan itu kalian semula lakukan plus...plus...plus...plus ngurus suami, anak. Ada yang ngeles, "Kan ada pembantu, Bu."
"Iya kalo suami kamu orang kaya, tapi istrinya sudah tiga kamu yang keempat, mau?"
Namun kawin muda itu terus saja berlangsung tidak hanya wanita tapi juga pria. Kadang di dalam angkot aku ketemu seorang wanita dengan anak balita, wajah dan tubuhnya seperti wanita 30-an sepertiku, "Bu masih ingat saya...saya Nana murid Ibu. Nana...kelas IIIc...iya Bu."
"Saya tamat 2008." jika waktu itu usianya 15 tahun, sekarang usianya baru 17 tahun, tapi kok ngga beda-beda jauh dengan si Ibu disebelahnya, (siap2 ditimpuk....wakakkak....) Padahal kan cewek 17 tahun itu lagi mekar-mekarnya, cantik-cantiknya. Aku ingat Nana dulu adalah siswi tercantik di sekolah.
Trus pernah juga aku duduk disebelah Bapak-Bapak, sebentar-sebentar curi-curi pandang trus menunduk, agak malu sedikit sungkan, aku jadi gimana juga digituin sama bapak-bapak berkumis brewokan itu. Aku teliti apa ada kancing baju yang lepas atau resliting celana ngga ketutup. Tidak ada semua baik-baik saja kenapa dari tadi dia liatin aku, waktu dia mau turun, dia bilang, "Bu, saya Rosyid Bu." katanya sambil cium tangan. Rosyid....Ya Allah tolong, ternyata Rosyid muridku...dulu yang kutahu tampangnya imut-imut gitu sekarang kok Bapak-Bapak amat! Padahal rasa-rasanya baru-baru saja dia lulus.
"Aku kerja nyopir truk, udah kawin Bu anakku dua."
"Wah...bertambah lagi cucu ibu...."tukasku.
Sigh!
Pernah loh salah seorang muridku yang putus ditengah jalan lantaran menikah suatu waktu mengunjungi sekolah lagi, tapi dia hanya melihat liwat jendela sekolah pandangannya sungguh menyentuh hati, saat teman-temannya istirahat dengan suka cita ia menghambur kearah teman-temannya, ia bilang dia kangen teman-temannya, kangen sekolah. Miris kan? Karena kawin muda banyak terjadi perceraian. Lantaran ekonomi, perselingkuhan, ketidak cocokan, maklum saja ada yang suaminya bisa dibilang seumuran Bapaknya? Kebanyakan menikah karena paksaan orang tua dan masalah ekonomi. Bagi mereka jodoh yang datang pantang ditolak berani menolak anak bisa jadi perawan tua? Padahal ngga kayak gitu juga kali...Ada semacam kebanggaan kalo anak mereka yang masih gadis kinyis-kinyis dilamar orang, artinya anak gadisnya laku. Emang anak barang dagangan? Ada juga lantaran masalah ekonomi, walaupun sekolah gratis, uang angkot, jajan, seragam, buku, kan ngga gratis? Makan aja senin kamis, gimana mau sekolah, dah kawin aja...urusan beres! Ngga gitu juga kale!
bersyukur dilahirkan dari orang tua yang berpandangan demokratis dan moderat. Walaupun aku dan adikku dua-duanya perempuan diberi kesempatan sekolah setinggi-tingginya, dan walaupun mereka bukan orang kaya mereka bekerja keras untuk mewujudkan mimpi anak-anaknya. Bayangin aja umur 13-15 itu aku masih main bekel dan congklak sama cowok aja suka sebal, ngga kebayang deh kalo aku umur segitu kawin...he...he...
Makanya disela-sela waktu mengajarku aku suka diam-diam meracuni pikiran anak-anak itu untuk say no kawin muda. Bayangin kataku sekarang sepulang sekolah kerjaan kalian ngapain? Makan, tidur, main Bu? sahut mereka. Kalau sudah menikah boro2 main mana sempaaaaaat. sekarang dirumah tugasnya ngapain, ada yg bilang cuma nyuci, cuma nyapu, cuma masak. kalo kalian nikah semua pekerjaan itu kalian semula lakukan plus...plus...plus...plus ngurus suami, anak. Ada yang ngeles, "Kan ada pembantu, Bu."
"Iya kalo suami kamu orang kaya, tapi istrinya sudah tiga kamu yang keempat, mau?"
Namun kawin muda itu terus saja berlangsung tidak hanya wanita tapi juga pria. Kadang di dalam angkot aku ketemu seorang wanita dengan anak balita, wajah dan tubuhnya seperti wanita 30-an sepertiku, "Bu masih ingat saya...saya Nana murid Ibu. Nana...kelas IIIc...iya Bu."
"Saya tamat 2008." jika waktu itu usianya 15 tahun, sekarang usianya baru 17 tahun, tapi kok ngga beda-beda jauh dengan si Ibu disebelahnya, (siap2 ditimpuk....wakakkak....) Padahal kan cewek 17 tahun itu lagi mekar-mekarnya, cantik-cantiknya. Aku ingat Nana dulu adalah siswi tercantik di sekolah.
Trus pernah juga aku duduk disebelah Bapak-Bapak, sebentar-sebentar curi-curi pandang trus menunduk, agak malu sedikit sungkan, aku jadi gimana juga digituin sama bapak-bapak berkumis brewokan itu. Aku teliti apa ada kancing baju yang lepas atau resliting celana ngga ketutup. Tidak ada semua baik-baik saja kenapa dari tadi dia liatin aku, waktu dia mau turun, dia bilang, "Bu, saya Rosyid Bu." katanya sambil cium tangan. Rosyid....Ya Allah tolong, ternyata Rosyid muridku...dulu yang kutahu tampangnya imut-imut gitu sekarang kok Bapak-Bapak amat! Padahal rasa-rasanya baru-baru saja dia lulus.
"Aku kerja nyopir truk, udah kawin Bu anakku dua."
"Wah...bertambah lagi cucu ibu...."tukasku.
Sigh!
Kamis, 19 Agustus 2010
NGGA RAGU LAGI PAKE RISTRA
Sebagai perempuan make up memang "must have items" yang harus dipenuhi kalo sembako ada 5 kalo perempuan plus satu, KOSMETIK. Tentu saja dong kita ingin kelihatan menarik dan awet muda terutama di mata suami. Tapi ada sejumlah keraguan dihati kita saat memakai kosmetik selain produknya aman dipakai untuk kulit juga apakah produk-produk yang kita pakai halal?
Saya akui selama ini saya menggunakan berbagai produk dalam dan beberapa luar negeri menjatuhkan pilihan pada produk tersebut karena aman dan bagus aja digunakan. Di zaman krisis kayak begini karena pertimbangan keuangan karena saya ngga mau dong ngga bisa beli beras gara-gara pengen beli lipstik maroon ala Jessica Alba. Saya mulai berpaling pada kosmetika Indonesia, selain harganya lebih murah dan biasanya disesuaikan dengan kondisi kulit orang Indonesia dan cuaca kita yang tropis dan tentunya lebih baik dibanding membeli barang import kita sedikitnya mempunyai andil meningkatkan pendapatan negeri ini.
Banyak produk Indonesia yang mempromosikan produknya aman dan dibuat dengan bahan-bahan alami namun hanya sedikit produk kosmetika Indonesia yang mendapat lisensi Halal dari MUI.Dari sebuah iklan di Koran kompas saya menemukan ucapan selamat pada Kosmetik Ristra karena telah mendapatkan lisensi Halal dari MUI. Saya masih belum ngeh, saya check lagi di google ternyata benar 174 produk Ristra dan 850 jenis bahan bakunya berhasil mengantongi label halal dari MUI, halal disini artinya produk ini tidak mengandung alkohol, dan babi, dan menggunakan hewan yang halal dan telah disembelih dengan cara yang halal dan tidak menggunakan bahan-bahan yang diharamkan seperti, kotoran, darah, dan bangkai.
Setelah membacanya saya baru percaya, selain Ristra produk Viva dan Wardah juga mengantongi sertifikat halal. Saya tidak ragu-ragu lagi menggunakan produk Ristra sekarang ini, selain produk Indonesia, aman, dan juga halal. Saya pikir ini selling point bagi Ristra, seharusnya diikuti para produsen kosmetik Indonesia lainnya. Memang untuk mendapatkan label halal ini tidaklah mudah dan mahal. Namun apabila mendapatkannya tentunya akan meningkatkan pembelian produk kosmetik tersebut dikalangan wanita muslim se Indonesia dan mungkin saja hingga manca negara, seperti negara tetangga kita Malaysia, Singapura dan juga negeri-negeri Timur tengah merupakan pangsa pasar yang sangat luas.
Selamat bagi Ristra atas lisensinya dan terima kasih telah mempercantik wanita-wanita Indonesia dengan produk-produknya yang aman, alami, dan yang terakhir dan terpenting HALAL!he...he...
Sekali lagi ini bukan promosi dan saya sama sekali tidak dibayar untuk ini hanya ingin berbagi semoga bermanfaat ;)
Saya akui selama ini saya menggunakan berbagai produk dalam dan beberapa luar negeri menjatuhkan pilihan pada produk tersebut karena aman dan bagus aja digunakan. Di zaman krisis kayak begini karena pertimbangan keuangan karena saya ngga mau dong ngga bisa beli beras gara-gara pengen beli lipstik maroon ala Jessica Alba. Saya mulai berpaling pada kosmetika Indonesia, selain harganya lebih murah dan biasanya disesuaikan dengan kondisi kulit orang Indonesia dan cuaca kita yang tropis dan tentunya lebih baik dibanding membeli barang import kita sedikitnya mempunyai andil meningkatkan pendapatan negeri ini.
Banyak produk Indonesia yang mempromosikan produknya aman dan dibuat dengan bahan-bahan alami namun hanya sedikit produk kosmetika Indonesia yang mendapat lisensi Halal dari MUI.Dari sebuah iklan di Koran kompas saya menemukan ucapan selamat pada Kosmetik Ristra karena telah mendapatkan lisensi Halal dari MUI. Saya masih belum ngeh, saya check lagi di google ternyata benar 174 produk Ristra dan 850 jenis bahan bakunya berhasil mengantongi label halal dari MUI, halal disini artinya produk ini tidak mengandung alkohol, dan babi, dan menggunakan hewan yang halal dan telah disembelih dengan cara yang halal dan tidak menggunakan bahan-bahan yang diharamkan seperti, kotoran, darah, dan bangkai.
Setelah membacanya saya baru percaya, selain Ristra produk Viva dan Wardah juga mengantongi sertifikat halal. Saya tidak ragu-ragu lagi menggunakan produk Ristra sekarang ini, selain produk Indonesia, aman, dan juga halal. Saya pikir ini selling point bagi Ristra, seharusnya diikuti para produsen kosmetik Indonesia lainnya. Memang untuk mendapatkan label halal ini tidaklah mudah dan mahal. Namun apabila mendapatkannya tentunya akan meningkatkan pembelian produk kosmetik tersebut dikalangan wanita muslim se Indonesia dan mungkin saja hingga manca negara, seperti negara tetangga kita Malaysia, Singapura dan juga negeri-negeri Timur tengah merupakan pangsa pasar yang sangat luas.
Selamat bagi Ristra atas lisensinya dan terima kasih telah mempercantik wanita-wanita Indonesia dengan produk-produknya yang aman, alami, dan yang terakhir dan terpenting HALAL!he...he...
Sekali lagi ini bukan promosi dan saya sama sekali tidak dibayar untuk ini hanya ingin berbagi semoga bermanfaat ;)
Kamis, 12 Agustus 2010
Hamil dan Menyusui saat Puasa

Dua kali hamil, dua kali aku merasakan di bulan puasa. Waktu Hamil Rizky aku puasa pas kandunganku mencapai 9 bulan dan benar saja 3 hari sebelum hari raya aku melahirkan. Walaupun hamil gede aku tetap puasa. Alhamdulilah lancar-lancar saja, padahal aku mengandung anak pertama dan aku belum punya pengalaman apa-apa. Banyak teman yang menyarankan aku tidak puasa nanti diganti setelah melahirkan. Tetap saja ngga enak rasanya ngga berpuasa di bulan puasa, lagian aku baik-baik saja dan kandunganku di USG juga baik-baik saja. Melahirkannya pun tepat waktu dan berlangsung normal. Anak kedua saat usia kandunganku 4 bulan bertepatan dengan bulan puasa lagi. walau awalnya agak ragu, apalagi ada yang nakutin kalo usia kandungan 4 bulan itu masa pembentukan bayi. Tapi setelah diskusi dengan suami aku maju terus pantang mundur dan memutuskan untuk PUASA! Lillahita'ala aja semua kuserahkan dan kuikhlaskan pada Allah ta'ala toh kalo mau kenapa-kenapa, ngga puasapun bisa saja terjadi. Ternyata puasa dan hamilku berjalan mulus-mulus saja tanpa gangguan, anakku Ichapun lahir dan tumbuh jadi gadis kecil yang cantik dan pintar. Tahun-tahun berikutnya aku masih menyusui disaat bulan puasa. Walaupun Rizky sempat diare tapi itu bukan lantaran aku puasa. Walaupun ASI selama puasa tidak terlalu banyak aku yakin ASInya penuh berkah karena ASInya diberikan oleh ibu yang puasa...he..he...
Bagi ibu-ibu yang lagi hamil dan menyusui boleh-boleh aja kok puasa malah dianjurkan kata nenekku loh, sekalian hamil kita berdo'a semoga dikarunia anak yang sholeh dan sholeha bukankah do'a orang berpuasa dikabulkan Allah. Tapi kalo memang ada gangguan kehamilan dan memang ngga bisa puasa (hamil muda yang lemes dan sering muntah sebaiknya ngga deh), atau kalo yang lagi menyusui anaknya sampai sakit lantaran ibunya berpuasa sebaiknya dibatalin aja dulu.
Berikut tips ibu hamil dan menyusui yang ingin berpuasa :
1. Konsultasikan dokter, suami, dan keluarga apakah puasa atau tidak.
2. Makan lebih banyak disaat buka puasa dan sahur, sebelum tidur di malam hari bisa makan lagi atau makan-makanan ringan yang lumayan mengenyangkan seperti roti, salad, atau buah-buahan.
3. Jangan lupa minum vitamin Ibu hamil
4. Minum susu sebelum tidur dan pas sahur.
5. Banyak minum disaat berbuka sampai sahur.
6. Olah raga kecil bagi ibu yang hamil gede selepas subuh, jalan sekeliling komplek contohnya.
7. Jangan terlalu capek, kalo capek istirahat.
8. Perbanyak do'a dan ibadah semoga puasa dan kehamilannya lancar.
9. Yang menyusui kalo ngga ASI eksklusif bisa diselingi dengan susu botol.
10. Jangan terlalu banyak pikiran dan stress, nikmatilah puasa dan kehamilannya.
Selamat berpuasa disaat hamil dan menyusui yaa...semoga anak yang dikandung menjadi anak yang sholeh dan sholeha cahaya mata dan kebanggaan kedua orang tuanya.
Kamis, 22 Juli 2010
Kembali ke Produk Bayi

Dizaman susah sekarang ini sebagai Ibu harus cerdik mengsiasati uang bulanan biar cukup diakhir bulan. terutama untuk barang-barang keperluan sehari-hari. Dulu aku biasa beli produk sabun, shampoo, untuk dipake anak-anaku, dan dipake aku sama suamiku.Sebagai wanita tentu saja kebutuhannya tidak hanya terbatas pada shampoo dan sabun saja, produk kecantikan juga termasuk "Must have item" contohnya body lotion, farfum, bedak dan konco-konconya,biar udah ibu-ibu gini pengen dong tetep terlihat cantik dan awet muda apalagi didepan suami ;)
Tapi setelah coba berbagai produk yang katanya untuk mencegah rambut rontok, menghitamkan dan menebalkan rambut, lotion pemutih badan,bedak bikin licin wajah,farfum yg kubeli buatan Paris Hilton yg sudah kaya semakin kaya, kadang harganya kalo dibelikan susu anakku bisa dapet beberapa kaleng tidak ada pengaruhnya denganku. Rambut tetap saja rontok dan mulai menipis, kulit tetap kasar dan kusam, bedak yg bikin kinclong malah "mempercantik wajahku" dengan komedo dan jerawat, dan farfum bikin nenek-nenek yg duduk disebelahku mendadak bersin ngga berhenti-henti.
Suatu hari aku kehabisan shampoo yg ada shampoo bayi anakku yg mengandung seledri, aloe vera dan kemiri, daripada ngga ada kucoba pake, sekali, dua kali, keterusan...Kulihat rambut makin hitam, tebal, dan rontoknya berkurang, ajaib! Saat anakku bilang, "Ma, shampoo Kaka habis...." Langsung aku belikan botol besar sekalian biar bisa dipake four in one :)Akhirnya semua produk bayi punya anakku kucoba, lotion,talk, cologne...kok cocok yaa, trus aku balik ke bedak bayi yg suka kupakai waktu SMP...hi...hi...jerawatku hilang dan pipiku mulus lembut kembali kayak si Icha (maunya..he...he..)
Sekarang Ngga perlu pusing lagi mikirin toileteries yg perlu dibeli dengan keungan yg ada setiap belanja bulanan, cukup beli produk bayi porsi besar biar bisa dipake semua anggota keluarga sekaligus berhemat tentu saja ;)
Rabu, 14 Juli 2010
Shopping Rules

Shopping sendiri apa sama pasangan, shopping bareng teman apa dengan anak-anak? Ternyata dalam dunia "shopping" tidak hanya uang, tempat dan timing yang perlu diperhatikan, yang tak kalah penting diperhatikan dengan siapa kita berbelanja.
Dari pengalaman aku belajar,
kalo belanja dengan pasangan entah itu suami atau kekasih (bagi yang belum berkeluarga) tentunya ke tempat yang spesial dan waktu yang spesial pula, seperti membeli perlengkapan rumah baru, ulang tahun pasangan,ulang tahun kita (soalnya kalo dibeliin suka salah pilih) perlengkapan calon baby, seserahan perkawinan, atau membeli cincin perkawinan. Tempatnyapun disesuaikan kecuali pasangan kita itu tipe hayo diajak kemana aja, kebanyakan kaum lelaki ngga betah diajak ke pasar yang pengap, pake acara tawar menawar berjam-jam. Beda sedikit dibanding wanita yang merasa mendapat kepuasan batin jika bisa menawar dan mendapat kan barang bagus dengan harga terendah ;) So biar acara shopping dengan si dia tambah berkesan shopping timenya ngga terlalu lama tapi diakhiri dengan nonton atau makan bareng ditanggung menambah kemesraan antara kita dan pasangan.
Belanja dengan anak-anak lain lagi, tentunya difokuskan pada anak-anak saja. Kebiasaan anak-anak mulai rewel kalo awalnya diajak buat beli sepatu mereka eh ibunya kebablasan ngeceng sepatu orang dewasa bingung nentuin beli selop cantik apa sepatu kerja, akhirnya si anak kesel dan mulai cari perhatian, bukannya acara shopping ibu dan anak lagi namanya malah berakhir dengan acara marah-marah wae...he...he...Kita juga harus tegas menentukan apa yang akan dibeli, sebelum shopping aku ingatkan anakku kita hari ini beli buku sama main di play ground. kalau tidak begitu mereka biasanya menambah barang belanjaan kita dengan sesuatu yang tidak perlu seperti mainan dan jajanan. Atau dikasih pilihan kalo beli mainan kita makan di rumah aja yaa...he...he...(ibu-ibu sekarang harus banyak akal, kalo pengen selamat diakhir bulan)
Belanja dengan teman-teman. Ini...ini paling menyenangkan apalagi dengan sahabat akrab punya selera sama lagi. Udah deh rencananya belanja sejam udah kayak sepakbola perpanjangan waktu, lupa anak lupa suami, kalo uang didompet belum tandas belum beranjak pulang....he...he...apalagi biasanya ada acara kompor-komporan, "Duh yang ini bagus deh buatmu, yg ini murah loh Mbak." tentengan beranak pinak asalnya cuma pengen beli blazer malah nambah asesoris, jilbab, sprei, pecah belah. Emang sih shopping bareng teman salah satu hiburan bagi wanita tapi aku pilih saat dapat uang bonus aja deh...soalnya acara lapar mata tak mengenal isi dompet kayaknya ;)
Shopping sendiri ini nih shopping masa kantong cekak atau beli kebutuhan bulanan.Peace, quite, and focus. Mata hanya tertuju pada daftar belanjaan dan bisa cuek milih tempat mau supermarket hayo pasar tradisional hayo, siap-siap baju tempur, ngga perlu gaya yang penting nyaman dan bersiaplah untuk "bargaining war" yang menyenangkan itu. Kadang-kadang sedikit bonus pisang goreng hangat, semangkuk bakso, atau es kelapa favorit kita. Belanja memang Ruaaaaaarrrrr Biaaassssaaa...Yuk, shopping!
Sabtu, 10 Oktober 2009
Daster Party
Lebaran kemarin aku sekeluarga nginap di rumah mama. Sementara anak2 dan para hubbies sudah pada terbuai ke alam mimpi, aku dan adikku menyelinap ke ruang keluarga, seperti biasa kami lakukan dulu. Kita menggelar "Daster Party", adaptasi dari "Pajamas Party", berhubung kita orang Indonesia yang kalo tidur biasa berdaster batik ria jadilah kita namakan "Daster Party".
Bermodal stok camilan yang masih banyak, kan masih lebaran, cake, coke, permen, coklat, tentu saja gadget kesayangan kita latop dan modemnya. Sambil online kita ngobrol. Ngobrolin apa saja dari masa lalu, masa sekarang, hingga masa yang akan datang. Dari yang penting hingga yang ngga penting.Cela-celaan, ledek-ledekkan, maklum kita sama-sama jadul dan freaky...he...he..Downloading lagu-lagu, pengennya sih lagu-lagu yang lagi in sekarang ini kayak lagu Taylor Swift, King of the leon, Miley Cyrus,Ungu, peterpan, ecoutez, tapi balik-baliknya...tetep lagu Yana Julio Selamanya cinta! Untung ngga lagu Obbie Mesakh, kisah kasih di SMA...hi..hi..lot's of food, lot's of laugh, precious time! Walau rumah kita berdekatan, karena waktu dan kegiatan kita masing-masing sebagai istri, ibu, dan wanita pekerja membuat moment seperti ini jadi langka dan sangat berharga. Aku hanya punya satu, kita berdua sama-sama perempuan, usia kita cuma beda dua tahun, sejak kecil kita sudah jadi sahabat, dia tidak hanya adik bagiku, dia adalah soulmateku. Rasanya tak pernah cukup waktu untuk bicara, karena seperti channel radio kita satu gelombang, tune in satu sama lainnya, walau kadang bunyi yang keluar lagu bahagia, kadang berganti lagu sedih, kadang lagu rock, kadang lagu mellow and blues, kadang dangdut, kadang qasidahan, shalawatan, ceramah agama, berita, iklan, infomasi harga sembako, sandiwara radio...ha...ha...kadang ada tambahan bunyi kresek-kresek, tatitutnya, namun gelombang itu tetap terhubung karena kita tidak tergantung colokan listrik atau satelit, kita terhubung oleh telepati. Sista, have I ever told you before? Nah? Now let me shout loudly, I LOVE YOU, SISTA!!!
Bermodal stok camilan yang masih banyak, kan masih lebaran, cake, coke, permen, coklat, tentu saja gadget kesayangan kita latop dan modemnya. Sambil online kita ngobrol. Ngobrolin apa saja dari masa lalu, masa sekarang, hingga masa yang akan datang. Dari yang penting hingga yang ngga penting.Cela-celaan, ledek-ledekkan, maklum kita sama-sama jadul dan freaky...he...he..Downloading lagu-lagu, pengennya sih lagu-lagu yang lagi in sekarang ini kayak lagu Taylor Swift, King of the leon, Miley Cyrus,Ungu, peterpan, ecoutez, tapi balik-baliknya...tetep lagu Yana Julio Selamanya cinta! Untung ngga lagu Obbie Mesakh, kisah kasih di SMA...hi..hi..lot's of food, lot's of laugh, precious time! Walau rumah kita berdekatan, karena waktu dan kegiatan kita masing-masing sebagai istri, ibu, dan wanita pekerja membuat moment seperti ini jadi langka dan sangat berharga. Aku hanya punya satu, kita berdua sama-sama perempuan, usia kita cuma beda dua tahun, sejak kecil kita sudah jadi sahabat, dia tidak hanya adik bagiku, dia adalah soulmateku. Rasanya tak pernah cukup waktu untuk bicara, karena seperti channel radio kita satu gelombang, tune in satu sama lainnya, walau kadang bunyi yang keluar lagu bahagia, kadang berganti lagu sedih, kadang lagu rock, kadang lagu mellow and blues, kadang dangdut, kadang qasidahan, shalawatan, ceramah agama, berita, iklan, infomasi harga sembako, sandiwara radio...ha...ha...kadang ada tambahan bunyi kresek-kresek, tatitutnya, namun gelombang itu tetap terhubung karena kita tidak tergantung colokan listrik atau satelit, kita terhubung oleh telepati. Sista, have I ever told you before? Nah? Now let me shout loudly, I LOVE YOU, SISTA!!!
Label:
daily life,
Daster Party,
in the land of woman
Langganan:
Postingan (Atom)