Senin, 19 Oktober 2009

Cerpen :School of Horror

SCHOOL OF HORROR
by
MISFAH KHAIRINA
“Siapa yang mencoret-coret meja laboratarium?!” suara Bu Erna menggelegar ke sekeliling kelas. Semua terdiam, hanya bola mata yang saling lirik. Tatapan tajam Erin menusuk, tertuju pada dua gadis yang duduk di sebelah kanannya. Nanda dan Mita. Terutama Mita!
“Bu Erna, saya tahu siapa yang melakukannya.” Nanda berucap.
Spontan Mita menyuruhnya diam dengan tatapannya.
“Bukankah kita…”bisik Nanda protes.
“A..anu Bu, sa…saya yang melakukannya.” Tukas Mita, membuat seisi kelas lega, terutama empat pasang mata Geng “Funky Girls”, Erin , Brilly, Gea dan Mody.
“Mita! Apa-apaan ini! Itu tidak benar, Bu! Mita…” Nanda heran dengan kelakuan teman sebangkunya itu.
“Benar,Bu. Saya yang melakukannya.” Tandas Mita lagi.
“Kalau begitu Mita, Ikuti Ibu ke kantor.” Mita menelan ludah.
“Sudahlah , Nda! It’s OK, ngga apa-apa, kok!” bisik Mita menenangkan perasaan campur aduk Nanda, sahabat barunya. Nanda memang murid pindahan dari Surabaya. Pertama kali bertemu, Mita sudah merasa klop bersahabat dengan Nanda. Tapi kadang-kadang Mita takut dengan sikap Nanda yang agak “berani” terutama yang menyangkut dengan kelakuan ke empat cewek-cewek “Funky Girls”.
Istirahat pertama Nanda langsung menghampiri Mita yang baru saja keluar dari kantor.
“Kamu baik-baik saja, kan?”
Mita tersenyum,”Aku sehat wal afiat tak kurang suatu apa. Cuma dinasehati.”
“Tapi kamu tidak melakukan perbuatan itu. Bukankah Erin cs yang melakukannya? Ini sama sekali tidak adil!”
“Sudahlah,Nda! Aku lebih memilih dibawa ke kantor dibandingkan berhadapan dengan “Funky Girls”.sahut Mita enteng . Nanda geleng-geleng kepala, “Mita….Mita….”
Ooo
“Hoooiii…lama banget, sih! Aku sudah kebelet, nih!” gedor Nanda di depan pintu WC satu-satunya yang lumayan bersih dan bisa digunakan.
“Iya, nih! Siapa sih yang make?” gerutu Mita.
Dari dalam WC terdengar gelak tawa dan asap. Asap rokok! Siapa yang merokok? Nanda mengetuk pintu WC kembali. Pintu terbuka. Erin dan Bea menyembunyikan sesuatu. Alis keduanya terangkat,”Ngapain ketak-ketok?Emang kami tuli? Tunggu sebentar napa, seeeh?” kata Erin.
“Kalau mau pipis, kan ada WC kosong di sebelah.” Timpal Bea dari mulutnya tercium bau asap rokok.
“Kalian tidak tahu kalau WC di sebelah pintunya rusak.” Balas Nanda.
“Diakalin kek! Alasan saja!” Bea dan Erin melangkah keluar dari WC. Mereka sekarang berhadap-hadapan dengan Mita dan Nanda.
“Nda, bel sudah bunyi, tuh! Kita balik ke kelas aja , yuk!” bujuk Mita.
Nanda tak bergeming, wajahnya terlihat kaku. Baru kali ini, Mita melihat wajah Nanda segarang itu.
“Tunggu, Mit! Bukannya aku tidak tahu apa yang kalian lakukan di dalam sana! Kalian merokok, kan?” wajah Nanda menunjukkan kemenangan,”Emangnya kalian itu siapa? Pemilik sekolah ini?”
“Kalian kaya, oklah. Cantik? Kata siapa? Tapi satu hal, Aku tidak takut dengan kalian-kalian pada1 Ayo, Mit! Kita ke kelas.”
“Hey, anak baru! Kurang ajar kamu yaa!”
Sayup-sayup terdengar keduanya bersumpah serapah. Nanda tak menyadari Mita disebelahnya pucat pasi, kalau tidak ditahan,mungkin ia sudah pipis ditempat Sebelum masuk ke kelas Nanda mampir sebentar ke kantor. Ia melapor Bea dan Erin merokok di wc sama Pak Waluyo wali kelas mereka. Benar saja istirahat kedua gadis itu tidak ada di dalam kelas. Keduanya harus membersihkan WC . Nanda tersenyum simpul. Rasain sok kuasa, emang enak gosok-gosok lantai WC, sudah kotor bau lagi!
“Nda, kamu sadar apa yang telah kamu lakuin?” Tanya Mita yang sedari tadi gelisah.
“Sadar-sesadarnya.”
“Kamu tidak takut?”
“Siapa takut?” kilah Nanda. Kali ini Mita yang geleng-geleng kepala.
Pulang sekolah Mita dan Nanda dihadang Erin cs di depan pintu gerbang sekolah. Mita merasa darah rendahnya kumat. Matanya mulai berkunang-kunang. Kaki dan tangannya terasa dingin.
“Eits! Jangan pulang dulu, kami punya hadiah untuk kalian.”
Mita dan Nanda ingin berkelit. Tapi dua lawan empat bukanlah lawan yang seimbang. Apalagi Mita seakan menyerah pasrah. Mereka diapit dan digiring ke jalan setapak di belakang sekolah yang terkenal sepi. Mata keduanya di tutup. Apa yang Mita bayangkan terjadi juga. Mereka berdua dihina, dicaci maki ditambah pukulan dan tendangan mendarat di tubuh mereka.
“Kalian akan menanggung perbuatan kalian nanti! Aku bersumpah!” jerit Nanda dengan sisa-sisa tenaga yang ada.
Tawa keras terdengar.
“Dalam mimpimu, sayang!” Erin menyeringai. Sedang Brilly, dan Mody terbahak-bahak.
Mita merasaankan pandangannya gelap..

Ooo
“Ini tidak bisa dibiarkan. Ini sudah criminal.” Ujar Nanda.
“Lupakanlah,Nda! Kamu tak inginkan yang lalu terulang?”
“Tak akan terulang lagi! Tak akan terulang lagi! Pada kamu dan siapa saja yang ada di sekolah ini.
“Nanda!” teriak Mita dengan urat leher tertarik.” Kau tahu apa yang dilakukan Erin cs saat Shaina merebut pacar Brilly. Sewaktu olahraga rok Shaina disembunyikan, diganti dengan rok sekolah ketat dan mini hingga ia harus kena skorsing dan orang tuanya dipanggil ke sekolah, sedihnya lagi ia diputusin sama Aldo pacarnya karena Aldo kecewa Shaina yang alim dan penurut bisa-bisanya pake rok begitu mini. Aku tak ingin hal itu terjadi pada kita. Bahkan lebih buruk dari itu. Aku ngga bisa ngebayangin.” Mata Mita berkaca-kaca.
“Tapi Shaina hanya diam saja! Aku tidak. Kita harus bertindak!”
Ooo
Tekad Nanda sudah bulat, ia akan melaporkan perbuatan Erin cs ke Kepala sekolah. Besok ya besok pagi. Aku tidak takut. Nanda meremas si Moo boneka sapi ditangannya gemas, namun pemandangan di depannya membuat matanya yang bulat indah terbelalak.
“Kekerasan terhadap antar murid sekolah terjadi lagi.Dua orang siswi SMU 34 dianiaya sekelompok siswi di SMU yang sama….”
Nanda menutup mulutnya yang sedikit terbuka. Kedua tangannya mengepal.Mereka itukan Erin cs, dan dua siswi yang dianaya begitu jelas menampakkan wajah meringis Nanda walaupun masih menyisakan kesangaran sedangkan Mita tak berkutik seperti tanaman tak pernah disiram. Kelompok siswi yang melakukan penganiayaan akan dipanggil kepolisian “ suara penyiar berita TV itu terdengar lantang.
Tak sadar Nanda berucap,”OH MY GOD!”
Keesokan harinya teman-temannya ramai memberi selamat dan dukungan pada Nanda.
“Gara-gara rekaman kamu, Erin cs sekarang di kantor polisi.” Kata Tiar
“Sempat-sempatnya lo merekam ulah mereka. Suer aktingmu keren abis, cocok banget jadi pemeran anak yang dizalimi.” Goda erik teman sekelasnya.
“Berasil! Berhasil! Perjuanganmu berhasil juga membuat mereka jera! Nanda kamu hebat! Kamu bilang kamu akan melaporkan mereka ke kepala sekolah, eh malah ke kantor polisi pake ada rekamannya segala, aduuuuh tampangku persis tikus curut jatuh ke comberan…he…he..”gelak Mita.
“Ta…tapi bukan aku merekamnya.” Tandas Nanda.
“Kalau bukan kamu siapa?”
Mita balik bertanya.
“Aku yang merekamnya liwat HP.” Ujar sebuah suara dibelakang mereka.
“Aku pernah dipermalukan mereka.Aku tak berbuat apa-apa. Hingga aku diskor dan Aldo memutuskan aku .Saat kulihat mereka menggiring kalian kejalan sepi itu, tanpa sepengetahuan mereka aku mengikuti dari belakang. Aku rekam semuanya., kulaporkan pada polisi” .
Nanda dan Mita menoleh keasal suara bersamaan
“Shaina!”.
“Kekerasan harus dihentikan bukan”ucap Shaina sungguh-sungguh’
“Setujuuuuuuu!”seru anak-anak kompak’
TAMAT
Banjarmasin Februari 2009
Stop Bullying Fals!
t

2 komentar:

  1. judulnya nipu banget sih..
    katanya "school of horror", ternyata cerpen remaja..hhaha

    BalasHapus
  2. iya nih ta'kirain horor,,,
    ternyata KDS HEHEHEHEH

    BalasHapus

Terima kasih buat teman-teman yang sudah berkomentar