Minggu, 26 Desember 2010

Sepakbola dan Aku

Aku teringat iklan sebuah televisi swasta, Film Animasi untuk anak-anak, Sinetron untuk para ibu-ibu dan bola untuk Bapak-Bapak. Aku senyum-senyum sendiri karena di rumahku, saat suami-suami dan anak-anak tidur bukan sinetron tontonanku tapi bola! Ya, wajah dan penampilan boleh menipu tapi hobby dan kesenangan siapa yang tahu?...he..he...Aku menggilai bola bukan hanya saat piala AFF ini saja kalo dirunut-runut hampir sepanjang usiaku. Bermula dari aku kecil terbangun ditengah malam saat ayahku menonton Final Piala dunia tahun 1978 saat argentina memenangkan Throphy bergengsi itu dengan bintangnya yang bertubuh ceking jangkung berambut panjang Mario kempes, sejak saat itu dimana ada Ayahku nonton bola disampingnya pasti ada aku!

Dari piala dunia ke piala dunia hingga Liga-Liga Eropa yang terkenal itu. Apalagi saat menginjak remaja, tidak hanya tampang-tampang cute penyanyi atau aktor luar yang menghiasi dinding kamarku tapi juga poster Maldini, Roberto Baggio, Raul Gonzales.
Aku ingat saat Ayahku bertugas disebuah kota kabupaten yang sepi, selama liburan panjang sebulan aku kesana dan waktu itu bertepatan dengan piala dunia, karena sepi dan aku ngga kenal anak-anak disana, hari-hari kerjaanku nonton bola, malam bergadang, siang beli koran tabloid bola lagi, ngobrol bola lagi! Sampai-sampai aku punya buku kliping dari koran tabloid beberapa piala dunia, dengan gambarnya yg unik-unik dan kukasih komentar-komentar lucu ala aku, komentator dan pengamat sepakbola amatir! Salah satu gambar yang sangat kusuka saat Roberto Baggio balik badan sambil menangis saat dia gagal menendang bola pinalti yang mental ke atas gawang.

Ya! Sepakbola adalah olahraga yang sangat menguras emosi, aku besi jejeritan, marah-marah, ngedumel, jingkrak-jingkrak, joget-joget! Untungnya aku perempuan jadi bisa dimaklumi kalo lebai kalo lelaki...kalo sudah ngga kuat nahan emosi nangis malu bawaannya rusuh atau TV ditimpuk...he...he..

Dari sepakbola aku belajar banyak tentang kehidupan, hidup juga seperti bola kadang diatas kadang dibawah, kadang menang-kadang kalah. Walaupun sebuah Tim bertabur bintang tanpa kerja sama yang bagus tidak akan meraih kemenangan, seperti juga kita saling membutuhkan satu sama lainnya, kerja sama untuk menghasilkan goal! Tidak selalu tim yang terbaik yang menjadi juara, begitulah kehidupan kita sudah melakukan yang terbaik tapi kadang gagal juga, orang yang biasa-biasa saja tapi saat itu beruntung malah berhasil! Aku yakin pemain yang punya dedikasi, pantang menyerah, bekerja keras, dan supportif akan cemerlang! Aku suka pemain-pemain tipe pekerja keras seperti Carlos Teves, Kuyt, Sami Nasri, Okto, Arif Suyono, yang gesit, lincah, tak pernah kenal lelah, dibanding striker yang hanya menunggu umpan matang dan menceploskan bola saja ke gawang. Dalam Tim, jenderal lapangan tengah adalah sang komandan sang pengatur serangan dan penyemangat apabila Tim terancam, dan Jenderal Lapangan tengah yang paling kukagumi Zinedine Zidane. Seorang palang pintu yang garang tanpa kompromi memang diperlukan dibelakang seperti Maldini atau John Terry. Bagaimanapun tetap strikerlah yang jadi idola! Walau begitu tampang ganteng tanpa skill individu dan kepribadian yang baik seorang striker tidak akan bersinar seperti Kaka atau Ronaldo.

Saat Piala Dunia lalu aku menyukai Tim Jerman, walaupun dulu suka Spanyol waktu masih diperkuat Raul dan sering kalah terus..he..he...tapi Tim Jerman ini diperkuat pemain muda berbakat dan seperti julukannya Der Panzer, mereka akan melibas lawannya. Aku juga suka Tim ini karena multiras dan multikultur seperti aku menyukai Tim Perancis dan Arsenal. Semua adalah Tim apakah dia hitam putih, asli atau naturalisasi, kristen atau muslim. Mereka bersatu padu seia sekata meraih kemenangan demi kemenangan.

Sekarang apalagi yang paling happening kalo bukan Timnas! Mereka tampil luar biasa dibabak penyisihan, hingga semi final. Apalagi saat melawan Tim Philippina aku sempat deg-degplas dengan manuver-manuver yahud Young husband bersaudara yang sangat berbahaya, tapi Gonzales dan kawan-kawan lebih ganas! Akhirnya kita menuju puncak, Final pertama dibukit Jalil. Apalah daya 26 Desember Tsunami menggulung Aceh, 26 Desember juga malaysia menggulung Timnas 3-0 tanpa balas. Indonesiapun menangis. Sudahlah hapus air matamu, kita tunggu tanggal 29 Desember nanti walaupun berat harapan itu masih ada! Siap-siap kita Non Bar lagi....Jangan rusuh, tak perlu balas "insiden laser", tunjukkan kita supporter yang baik yang berjiwa besar menerima kekalahan dan bersyukur saat menerima kemenangan. Timnas doa dan dukunganku untukmu! kepakkan kembali sayapmu garudaku. semoga kali ini kita menang!

3 komentar:

  1. satukan suara, kita hantarkan garuda menjadi sang juara!

    BalasHapus
  2. Wah gak sangka ternyata penggila bola ya mbak.. hehehe
    Aku nonton bola ya kemarin itu gara2 timnas bisa melenggang sampai ke final. Sayangnya... terpaksa harus mengakui keunggulan Malaysia.
    Semoga 29 Des nanti Timnas bisa menunjukkan performa terbaiknya. Amin

    BalasHapus

Terima kasih buat teman-teman yang sudah berkomentar