Jumat, 24 September 2010

Pekerjaan Ramah Untuk Wanita

Seorang wanita muda terduduk kelelahan di lantai toilet Mal dengan tongkat pel ditangan dan peluh berleleran. Sementara wanita-wanita lain yang keluar masuk toilet itu sibuk touch up dengan lipstik dan bedak, wangi dan berpakaian indah. Entah apa yang dia pikirkan terpekur dilantai toilet, apakah THRku cukup buat membelikan baju baru buat anakku?
Apa bisa mudik tahun ini?
Apa yang dilakukan anakku yang masih bayi di rumah, apa dia baik-baik saja?

Seorang wanita muda lagi berdiri di kasir hypermart dengan perut besar. Sebentar lagi dia melahirkan. Perlu biaya yang tidak sedikit untuk persalinan. Bagaimana dengan susunya kelak? karena untuk ASI eksklusif tidak mungkin karena ia harus secepatnya balik kerja setelah persalinan.Ia rela berdiri berjam-jam, menghitung, memasukkan uang, memberi kembalian, dan membuat barang belanjaan ke dalam kantong pelastik, sementara orang-orang yang antri di belakang kasirnya mengular.

Melihat dua wanita itu aku bersyukur. Bersyukur dengan pekerjaanku yang dibilang orang "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa". Aku bisa libur satu bulan penuh disaat Ramadhan(ditempatku bulan Ramdhan sekolah libur), libur setiap kali Rizky liburan, dan pulang saat murid-muridku juga pulang. Aku bisa cepat kembali melihat dua wajah bocah kecilku. Melihat mereka tumbuh, berkembang, dengan mengagumkan. Dan ketika dulu menurut rekan kerjaku yang laki-laki, profesi guru kalau melamar bunga desa selalu kalah, orang tua gadis itu pasti bilang "cuma guru? Berapa memangnya gaji guru?"
Sekarang, kalau ada Pak Guru baru masuk desa dan statusnya masih available langsung jadi rebutan dan primadona orang tua yang punya anak perawan ting-ting, "Nantikan dia dapat gaji sertifikasi!"...he..he...

Lucunya dulu kalau tamat SMU masuk FKIP dibilang kampungan, soalnya yang daftar di FKIP banyak anak-anak dari kampung, tapi sekarang yang daftar melebihi daya tampung bahkan ada yangmasuknya mandiri dengan resiko bayar semesterannya double, dan peminatnya berjubel juga.Dan setiap kali penerimaan PNS baru pasti yang paling banyak dicari ya guru!

Entahlah kalau aku tidak jadi guru. Mungkin sewaktu masih gadis aku suka pekerjaan yang menantang dan bergaji besar. Namun setelah berkeluarga, aku merasa profesi yang satu ini ramah untuk perempuan. Bayangkan temanku gara-gara habis melahirkan dan pendarahan, cutinya liwat waktu langsung diberhentikan! Sedang temanku yang guru sudah brojol anak dua masih bisa diterima jadi PNS! Yang lebih menentramkan, semoga dengan profesi ini meringankan langkahku untuk meraih Ridho-Nya di akherat kelak.

9 komentar:

  1. Pekerjaan sebagai guru sungguh sangat mulia. Disaat kita masih menjadi guru, ternyata murid2 kita sudah ada yang menjadi orang terkenal.

    Maju terus bu guru, sebarjan ilmu yang bermanfaat dan niatkan untuk ibadah. Insya Allah barokah.

    salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
  2. amin mba...semoga...:)
    karena pekerjaan guru adalah sebuah pekerjaan mulia..

    BalasHapus
  3. Jadi guru emang skarang ini jadi pilihan banyak orang mbak...
    Maaf baru sempat mampir nih setelah sekian lama gak bisa blogging.

    BalasHapus
  4. halo mba. salam kenal ya... ak silent reader mu..

    btw, ak jg merindukan pekerjaan sbg guru.. kapan ya bisa terlaksana? beruntung lho mba jd guru.. waktunya fleksibel dan bisa lebih dekat dengan anak2 dan keluarga.. ^_^

    BalasHapus
  5. Memang pekerjaan sebagai guru masih jauuuuh lebih ramah daripada pekerjaan lain yang mengikat, jika kita sudah berkeluarga. Apakah kalau dapat gaji sertifikasi, gaji guru cukup menghidupi keluarga? Aku ingin tahu....

    EM

    BalasHapus
  6. @Pak Dhe, Windflower, Reni. Amiin.
    @Salam Kenal Rere, moga keinginannya cepat tercapai.
    @Imelda, Mbak EM...kalau dibilang cukup lebih dari cukup Mbak EM tapi namanya manusia banyak keinginan...mana pernah cukup kayaknya...he...he..

    BalasHapus

Terima kasih buat teman-teman yang sudah berkomentar