Sabtu, 11 Juni 2016

WARUNG SAKADUP

Akhir-akhir ini heboh tentang razia satpol PP yang menertibkan warung makan yang buka di siang hari, mungkin jadi heboh karena korbannya nenek-nenek tua dan mas-mas satpol PPnya agak-agak brutal menyita dagangan si nenek.

Di tempatku warung seperti ini disebut warung sakadup, warung makan yang ditutup gorden jadi menyisakan kelihatan kaki orang yang makan. Warung-warung seperti ini muncul di bulan puasa dan jumlahnya tidak banyak. Karena di daerahku mayoritas muslim biasanya warung-warung seperti ini ditertibkan tapi tidak disita apalagi diobrak-abrik, biasanya diperingatkan saja, lucunya pengunjungnya kebanyakan malah muslim dewasa dan sehat....hehehe....semacam malu dan mendapat sangsi sosialah kedapatan buka disiang hari begitupun penjualnya apalagi dia juga muslim apalagi sampai ditegur satpol PP dan masuk TV ketahuan tetangga aja malunya setengah mati apalagi ketangkoep ponakan kelas I SD yang puasanya full. Biasanya masuk warung ini dengan cara mengendap-endap dan sembunyi-sembunyi, kadang gadis gadis yang menstruasipun pantang masuk warung sakadup mending beli indomie guyur air panas di rumah....malunya itu maaak.

Mungkin tidak jadi masalah warung makan buka di bulan puasa tanpa gorden di daerah yang muslimnya minoritas, seperti kita tinggal atau berpuasa di luar negeri. 

Bagi teman-temanku yang non muslim juga tak masalah kalau warung tidak buka disiang hari mereka sudah siap bawa bekal ke kantor atau beli take away dan makan di rumah.

Jadi sebenarnya tak masalah kalau warung semacam ini ditertibkan, cuma caranya lebih manusiawi, dengan himbauan dan teguran halus. Tidak apa jualan makanan di bulan puasa tapi hanya untuk take away dan delivery order saja. 

Kitakan tidak mau ikut menanggung dosa memfasilitasi orang untuk membatalkan puasanya sedangkan puasa itu wajib hukumnya bagi muslim dewasa dan sehat, kita menyediakan warung kita untuk melawan perintah Allah, sedangkan kita mencari rejeki untuk mendapatkan berkah dan ridha Allah. Mungkin niat kita baik menolong misalnya non muslim, anak-anak, bumil...tapi caranya mungkin tidak makan ditempat apalagi sampai terbuka dan terlihat semua orang, tertutup sekalipun Allah tahu apalagi terbuka seakan-akan kita melawan perintahNya terang-terangan Audzubillah min zalik ini khusus untuk penjual dan pembeli yang muslim loh.

Ditempatku tiap bulan Ramadhan banyak mendadak muncul pasar wadai dan pasar Ramadhan, mereka sangat membantu 8rang yang yang sedang berpuasa untuk mencari makanan berbuka puasa dan sahur, pasar makanan ini laku keras  bahkan hingga turis-turis bule dan warga non muslimpun rame merubung pasar ini dan Insyaa Allahberkah karena tidak menyediakan makan di tempat


7 komentar:

  1. warung sakadup cuma ada bulan puasa aja ya.
    bener sih biar kata lagi halangan, makan siang di tempat umum bulan puasa itu nggak enak.., mending bungkus...
    mau nyuruh ob cowok aja sungkan, ..jadinya supaya enak ya bawa bekal dari rumah dan makannya ngumpet2

    BalasHapus
  2. Wah pasar wadai? Misfah dari kalimantan ya? ^^
    Aku paling suka pasar wadai, makanannya enak enakk :D

    BalasHapus
  3. Pasar Wadai ?
    ini pasar yang sangat terkenal nih ...
    Banyak media memberitakannya ...
    Suatu saat ingin juga saya merasakan suasana dan mencicipi penganan khas dari pasar Wadai ini

    Salam saya Ina

    BalasHapus
  4. Setujuuuu! Topik ini emang lagi hangat-hangatnya banget ya Maaaak, nggak ada habisnya kayanya kalo dibahas. Hehehe

    BalasHapus
  5. pernah ke Kalimantan, lebih tepatnya ke Samarinda, tapi belum pernah ke wadai :D
    waaaahhh liburanku kurang lama nih :D

    BalasHapus
  6. Menurut saya pribadi sih kembali ke niat si orangnya yah. Karena kalau jualan mengikuti jam buka puasa mungkin hasilnya kurang maksimal sedangkan saat ramadhan kebutuhan justru cenderung meningkat.
    Topik hangat terus nih mbak di berbagai media

    BalasHapus
  7. Aku pernah sekali ke luar kota susah cari makan pas bulan puasa. Padahal memang waktu itu lagi berhalangan puasa

    BalasHapus

Terima kasih buat teman-teman yang sudah berkomentar